BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran menjadi
tujuan utama.Sebelum memulai setiap kegiatan setiap orang pasti
memiliki perencanaan. Hal itu karena dengan perencanaan kegiatan yang akan
dilakukan oleh seseorang akan berjalan dengan baik. Tanpa perencanaan kegiatan
yang harusnya dapat dilakukan dengan baik dapat berubah menjadi berantakan
karena kita tidak memiliki gambaran dan managemen tentang kegiatan yang akan
dilakukan. Tak terkecuali dalam kegiatan pembelajaran. Bagi pengajar,
merencanakan kegiatan pembelajaran adalah sebuah hal yang wajib dilakukan demi
suksesnya pembelajran yang akan dilakukan.
Diantara
salah satu langkah yang harus dilakukan
seorang pendidik yaitu menyusun perencanaan pembelajaran, yaitu kegiatan yang
terus menerus dan menyeluruh, dimulai dari penyusunan suatu rencana, evaluasi
pelaksanaan dan hasil yang dicapai dari tujuan yang sudah ditetapkan. Perencanaan pembelajaran adalah
memproyeksikan tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu pembelajaran
menurut Sujana dalam (Djoehaeni,2009: 5)Hal ini berguna untuk memperoleh kemajuan dalam perkembangan dan belajar
peserta didik. Selain itu, Guru dapat memahami peranannya dan tugas-tugas yang
harus dicapai oleh peserta didik sehinga proses pembelajaran akan berjalan
sesuai dengan apa yang diharapakan.
Perencanaan
pembelajaran menurut Ibrahim merupakan kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan
dicapai oleh suatu kegiatan pembelajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai
pencapaian tujuan tersebut, materi apa yang akan disampaikan, bagaimana cara
menyampaikan, serta alat atau media apa yang diperlukan. Pendapat lain mengenai
perencanaan pembelajaran adalah kegiatan memproyeksikan tindakan apa yang akan
dilaksanakan dalam suatu pembelajaran (PBM) yaitu dengan mengkoordinasikan
(mengatur dan merespon) komponen-komponen pembelajaran sehingga arah kegiatan
(tujuan), isi kegiatan (materi), cara penyampaian kegiatan (metode dan teknik),
serta bagaimana mengukurnya (evaluasi) menjadi jelas dan sistematis.
1.2
Rumusan
Masalah
1.2.1
Apakah pengertian perencanaan
pembelajaran
1.2.2
Apa dasar perlunya suatu perencanaan pembelajaran?
1.2.3
Apa sajakah tujuan dan fungsi
perencanaan pembelajaran?
1.2.4
Apakah yang dimaksud prinsip perencanaan
pembelajaran?
1.2.5
Apa sajakah peran prinsip perencanaan
pembelajaran?
1.3
Tujuan
1.3.1
Mengetahui pengertian perencanaan
pembelajaran
1.3.2
Mengetahui dasar perunya perencanaan
pembelajaran
1.3.3
Mengetahui tujuan dan fungsi peencanaan
pembelajaran
1.3.4
Mengetahui apa yang dimaksud prinsip
perencanaan pembeajarn
1.3.5
Mengetahui pean dari prinip pembelajaran
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perencanaan
Ada beberapa definisi tentang
perencanaan yang rumusannya berbeda-beda satu dengan yang lain. Cunningham
misalnya mengemukakan bahwa perencanaan ialah menyeleksi dan menghubungkan
pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan
tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan
yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan
digunakan dalam penyelesaian (Willian, 1982:4). Perencanaan disini menekankan
pada usaha menyeleksi dan menghubungkan sesuatu dengan kepentingan masa yang
akan datang serta usaha untuk mencapainya. Apa wujud yang akan datang itu dan
bagaimana usaha untuk mencapainya merupakan perencanaan. Devinisi yang kedua
mengemukakan bahwa peencanaan adalah hubungan antara apa yang sekarang (what is) dengan bagaimana seharusnya (what should be) yang bertalian dengan
kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, program, dan alokasi sumber . Bagaimana
seharusnya adalah mengacu pada masa yang akan datang. Perencanaan disini
menekankan kepada usaha mengisi kesenjangan antara keadaan sekarang dengan
keadaan yang akan datang disesuaikan dengan apa yang dicita-citakan, ialah
menghilangkan jarak antara keadaan sekarang dengan keadaan mendatang yang
diinginkan.
|
Sementara itu devinisi yang lain tentang perencanaan
dirumuskan sangat pendek, perencanaan adalah suatu cara untuk mengantisipasi
dan menyeimbangkan perubahan. Dalam devinisi ini ada asumsi bahwa perubahan
selalu terjadi. Perubahan lingkungan ini selalu diantisipasi, dan hasil antisipasi
ini dipakai agar perubahan itu berimbang. Artinya perubahan yang
terjadi di luar organisasipengajaran tidak jauh berbeda dengan perubahan yang
terjadi pada organisasiitu, dengan harapan agar organisasi tidak mengalami
keguncangan. Jadi, makna perencanaan disini adalah usaha mengubah organisasi
agar sejalan dengan perubahan lingkungannya.
Ketiga definisi diatas
memperlihatkan rumusan dan tekanan yang berbeda. Yang satu mencari wujud yang
akan datang serta usaha untuk mencapainya, yang lain menghilangkan kesenjangan
antara keadaan sekarang dengan keadaan masa mendatang, dan yang satu lagi
mengubah keadaan agar sejalan dengan keadaan lingkungan yang juga berubah-ubah.
Meskipun demikian pada hakikatnya ketiganya bermakna sama, yaitu sama-sama
ingin mencari dan mencapai wujud yang akan datang, tetapi yang pertama dan
kedua tidak dinyatakan secara aksplitis bahwa wujud yang dicari itu akibat
terjadinya perubahan, termasuk perubahan dalam cita-cita.
Berdasarkan rumusan diatas, dapat
dibuat rumusan baru tentang apa itu perencanaan. Perencanaan yakni suatu cara
yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik,disertai
dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang
terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan
2.2 Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan
penting untuk pembelajaran di Sekolah Dasar karena memungkinkan siswa diberi
kesempatan terbaik untuk memperoleh kemajuan dalam perkembangan dan belajar.
Guru dapat memahami peranannya dan tugas-tugas yang harus dicapai siswa untuk
berkembang dan belajar. Guru menyediakan sumber sumber belajar untuk mendukung
proses belajar.
Perencanaan adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam mencapai tujuan. Dalam hai ini Roger A. Kaufman dalam (Harjanto 1997:2) mengemukakan bahwa “Perencanaan adalah proyeksi (perkiraan) tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan asbah dan nilai. Perencanaan sering juga disebut sebagai jembatan yang menghubungkan kesenjangan atau jurang antara keadaan masa kini dan keadaan yang diharapkan terjadi pada masa yang akan datang.
Perencanaan adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam mencapai tujuan. Dalam hai ini Roger A. Kaufman dalam (Harjanto 1997:2) mengemukakan bahwa “Perencanaan adalah proyeksi (perkiraan) tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan asbah dan nilai. Perencanaan sering juga disebut sebagai jembatan yang menghubungkan kesenjangan atau jurang antara keadaan masa kini dan keadaan yang diharapkan terjadi pada masa yang akan datang.
Perencanaan
berkaitan dengan penentuan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mendahului
pelaksanaan, mengingat perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan
kemana harus pergi dan mengidentifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan
cara yang paling efektif dan efisien. Berpangkal dari pemahaman tersebut, maka
perencanaan mengandung enam pokok pikiran yaitu :
1. Perencanaan
melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yang diinginkan.
2. Keadaan
masa depan yang diinginkan itu kemudian dibandingkan dengan keadaan sekarang,
sehingga dapat dilihat kesenjangannya.
3. Untuk
menutup kesenjangan itu perlu dilakukan usaha-usaha.
4. Usaha
yang dilakukan untuk menutup kesenjangan itu dapat beranekaragam dan merupakan
alternatif yang mungkin ditempuh.
5. Penilaian
alternatif yang paling baik, dalam arti mempunyai efektifitas dan efisiensi
yang paling tinggi perlu dilakukan.
6. Alternatif
yang paling tinggi perlu diperinci sehinggan menjadi pedoman dalam pengambilan
keputusan apabila akan dilaksanakan.
Ibrahim
dalam (Djoehaeni, 2009:6) mengatakan bahwa “Secara garis besar perencanaan
pembelajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang dicapai oleh suatu
kegiatan pembelajaran, cara apa yang digunakan untuk menilai pencapaian tujuan
tersebut, materi bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara
menyampaikannya, serta alat atau media apa yang diperlukan. Dengan perencanaan
pembelajaran, guru dapat memperkirakan, mempersiapkan, dan menentukan tindakan
apa yang akan dilakukan pada waktu proses pembelajaran berlangsung. Pada tahap
ini guru mempersiapkan segala sesuatunya agar proses pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif.
Bunghart
dan Trull dalam ( Sagala : 2003) menyatakan bahwa “Perencanaan adalah awal dari
semua proses yang rasional, daan mengandung sifat optimisme yang didasarkan
atas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam permasalahan dalam
konteks pembelajaran. Perencanaan pembelajaraan yang diartikan sebagai proses
penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran, pengunaan
pendekatan atau metode pembelajaran, dalam suatu alokassi waktu yang akan
dilaksanakan pada masa satu semester yang akan datang untuk mencapai tujuan
yang ditentukan”.
Dalam
belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber
belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang
dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan (Hamzah, 2006:2).
Pengertian tentang perencanaan pembelajaran dikemukakan oleh Nana Sudjana
(1998, 2000:61) yang mengemukakan bahwa perencanaan pembelajaran adalah
kegiatan memproyeksikan tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu
pembelajaran (PBM) yaitu dengan mengkoordinasikan (mengatur dan merespon )
komponen-komponen pembelajaraan, sehingga arah kegiatan ( tujuan ), isi
kegiatan ( materi ) , cara penyampaaian kegiatan ( metode dan teknik ) serta
bagaimana mengukurnya ( evaluasi ) menjadi jelas dan sistematis”. Ini berarti
perencanaan pembelajaran pada dasarnya mengatur dan menetapkan
komponen-komponen tujuan, bahan, metode atau teknik, serta evaluasi atau
penilaian.
Perencanaan
pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang saling nberhubungan
dan saling menunjang antara berbagai unsur atau komponen yang ada di dalam
pembelajaran atau dengan pengertian lain yaitu suatu proses mengatur,
mengkoordinasikan, dan menetapkan unsur-unsur atau komponen-komponen
pembelajaran. Unsur atau komponen yang dimaksud adalaah :
1. Ke
mana pembelajaran tersebut diarahkan
2. Apa
yang harus dibahas dalam proses pembelajaran tersebut
3. Bagaimana
cara melakukannya
4. Bagaimana
pula mengetahi berhasil tidaknya proses pembelajaran tersebut
Persoalan
pertama berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran
tersebut, persoalan kedua berkaitan dengan bahan ajar yang akan disampaikan
kepada siswa, persoalan ketiga berkaitan dengan strategi atau metode apa yang
bias digunakan untuk menyampaikan bahan ajar tadi, dan persoalan terakhir
berkaitan dengan penilaian atau evaluasi yang digunakan untuk mengukur tingkat
keberhasilan pembelajaran.
2.3 Dasar Perlunya Perencanaan Pembelajaran
Perlunya perencanaan pembelajaran
sebagaimana disebutkan diatas, dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan
pembelajaran (Hamzah, 2006:3). Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan
dengan asumsi sebagai berikut:
1. Untuk
memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perancanaan pembelajaran
yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran.
Perbaikan kualitas
pembelajaran haruslahdiawali dengan perbaikan desain pembelajaran. Perencanaan
pembelajaran dapat dijadikan titik awal dari upaya perbaikan kualitas pembelajaran.
Hal ini dimungkinkan karena dalam desain pembelajaran, tahapan yang akan
dilakukan oleh guru atau dosen dalam mengajar telah terancang dengan baik,
mulai dari mengadakan analisis dari tujuan pembelajaran sampai dengan
pelaksanaan evaluasi sumatif yang tujuannya untuk mengukur ketercapaian tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
2. Untuk
merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem.
Pembelajaran Dirancang
dengan Pendekatan Sistem Untuk mencapai kualitas pembelajaran, desain pembelajaran
yang dilakukan haruslah didasarkan pada pendekatan system. Hal ini disadari
bahwa dengan pendekatan system, akan memberikan peluang yang lebih besar dalam
mengintegrasikan semua variabel yang mempengaruhi belajar termasuk keterkaitan
antara variabel pengajaran yakni variabel kondisi pembelajaran, variabel
metode, dan variabel hasil pembelajaran.
3. Perencanaan
desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar.
Desain pembelajaran
mengacu dada bagaimana seseorang belajar kualitas pembelajaran juga banyak
tergantung pada bagaimana pembelajaran itu dirancan. Rancangan pembelajaran
biasanya dibuat berdasarkan pendekatan pendekatan perancangnya. Akan tetapi,
jika dibuat berdasarkan pendekatan ilmiah, rancangan pembelajaran tersebut
diwarnai oleh berbagai teori yang dikemukakan oleh para ilmuan pembelajaran.
Disamping itu, pendekatan lain adalah pembuatan rancangan pembelajaran bersifat
intuitif ilmiah yang merupakan paduan antara keduanya, sehingga rancangan
pembelajaran yang dihasilkan disesuaikan dengan pengalaman empiris yang pernah
ditemukan pada saat melaksanakan pembelajaran yang dikembangkan pula dengan
penggunaan teori-teori yang relevan. Berdasarkan tiga pendekatan ini,
pendekatan intuitif ilmah akan dapat menghasilkan pembelajaran yang lebih sahih
dari dua pendekatan lainnya bila digunakan secara terpisah.
Berbagai teori yang
telah dikembangkan mengenai belajar, misalnya teori behavioristik yang
menekankan pada perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori pengelolaan
informasi yang menekankan pada bagaimana suatu informasi itu diolah dan
disimpan dalam ingatan. Teori ketiga berpijak pada psikologi kognitif yang
memandang bahwa proses belajar adalah mengaitkan pengetahuan baru ke struktur
pengetahuan yang sudah dimiliki siswa, dan hasil belajar berupa bentuknya
struktur pengetahuan baru yang lebih lengkap (Hamzah, 2006:4).
4. Untuk
merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara perorangan.
Desain pembelajaran
diacukan pada siswa perorangan seseorang belajar memiliki potensi yang perlu
dikembangkan. Tindakan atau perilaku belajar dapat ditata atau dipengaruhi,
tetapi tindakan atua perilaku belajar itu akan tetap berjalan sesuai dengan
karakteristik siswa. Siswa yang lambat dalam berfikir, tidak mungkin dapat
dipaksa segera bertindak secara cepat. Sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan
berfikir tinggi tidak mungkin dipaksa bertindak dengan cara lambat. Dalam hal
ini jika perencanaan pembelajaran tidak diacukan pada individu yang belajar
seperti ini, maka besar kemungkinan bahwa siswa yang lambat belajar akan makin
tertinggal, dan yang cepat berfikir makin maju pembelajarannya. Akibatnya
proses pembelajaran yang dilakukan oleh suatu kelompok tertentu akan banyak
mengalami hambatan karena perbedaan karakteristik siswa yang tidak
diperhatikan. Hal ini yang merupakan karakteristik siswa adalah perkembangan
intelektual siswa, tingkat motivasi, kemampuan berfikir, gaya kognitif, gaya
belajar, kemampuan awal, dan lain-lain. Berdasarkan karakteristik ini, maka
rancangan pembelajaran mau tidak mau harus diacukan pada pertimbangan ini.
5. Pembelajaran
yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan pembelajaran, dalam hal
ini aka nada tujuan langsung pembelajaran, dan tujuan pengiring dari
pembelajaran.
Desain pembelajaran
harus diacukan pada tujuan hasil pembelajaran mencangkup hasil langsung dan
hasil tak langsung (pengiring). Perancangan pembelajaran perlu memilah hasil
pembelajaran yang langsung dapat diukur setelah selesai pelaksaan pembelajaran,
dan hasil pembelajaran yang dapat terukur setalah melalui keseluruhan proses
pembelajaran, atau hasil pengiring. Perancang pembelajaran sering kali merasa
kecewa dengan hasil nyata yang dicapainya karena ada sejumlah hasil yang tidak
segera bisa diamati setelah pembelajaran berakhir terutama hasil pembelajaran
yang termasuk pada ranah sikap. Padahal ketercapaian ranah sikap biasanya
terbentuk setelah secara kumulatif dan dalam waktu yang relative lama
terintegrasi keseluruhan hasil langsung pembelajaran.
6. Sasaran
akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar
(Hamzah, 2006:5).
Desain pembelajaran
diarahkan pada kemudahan belajar. Sebagaimana disebutkan di atas, pembelajaran
adalah upaya membelajarakan siswa dan perancangan pembelajaran merupakan
penataan upaya tersebut agar muncul perilaku belajar. Dalam kondisi yang ditata
dengan baik, strategi yang direncanakan akan memberikan peluang dicapainya
hasil pembelajaran. Disamping itu, peran guru sebagai sumber belajar telah
diatur secara terencana, pelaksaanaan evaluasi baik formatif maupun sumatif
telah terencana, memberikan kemudahan siswa untuk belajar. Dengan desain
pembelajaran, setiap pembelajaran yang dilakukan guru telah terencana, dan guru
dapat dengan mudah melakukan kegiatan pembelajaran. Jika hal ini dilakukan
dengan baik, sudah tentu sasaran akhir dari pembelajaran adalah terjadinya
kemudahan belajar siswa dapat dicapai.
7. Perencanaan
pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran.
Desain pembelajaran
melibatkan variabel pembelajaran. Desain pembelajaran yang diupayakan mencakup
semua variabel pembelajaran yang dirasa turut mempengaruhi belajar. Ada tiga
variabel pembelajaran yang perlu dipertimbangkan dalam merancang pembelajaran.
Ketiga variabel tersebut adalah variabel kondisi, metode, dan variabel hasil
pembelajaran. Kondisi pembelajaran mencakup semua variabel yang tidak dapat
dimanipulasi oleh perencana pembelajaran, dan harus diterima apa adanya. Yang
masuk dalam variabel ini adalah tujuan pembelajaran, karakteristik bidang
studi, dan karakteristik siswa. Adapun variabel metode pembelajaran mencakup
semua cara yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam kondisi
tertentu. Yang masuk dalam variabel ini adalah strategi pengorganisasian
pembelajaran, strategi penyampaian pembelajaran, dan strategi pengelolaan
pembelajaran. Adapun variabel hasil pembelajaran mencakup semua akibat yang
muncul dari penggunaan metode pada kondisi tertentu, seperti keefektifan
pembelajaran, efisiensi pembelajaran, dan daya tarik pembelajaran (Hamzah,
2006:6).
8. Inti
dari desain pembelajaran yang obtimal untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Desain pembelajaran
penetapan metode untuk mencapai tujuan. Inti dari desain pembelajaran adalah
menetapkan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai hasil pembelajaran
yang diinginkan. Fkus utama perancanagan pembelajaran adalah pada pemilihan,
penetapan, dan pengembangan variabel metode pembelajaran. Pemilihan metode
pembelajaran harus didasarkan pada analisis kondisi dan hasil pembelajaran.
Analisis akan menunjukkan bagaimana kondisi pembelajarannya, dan apa hasil
pembelajarannya yang diharapkan. Stelah itu, barulah menetapkan dan
mengembangkan metode pembelajaran yang diambil dari setelah perancangan
pembelajaran mempunyai informasi yang lengkap mengenai kondisi nyata yang ada
dan hasil pemebelajaran yang diharapkan. Ada tiga prinsip yang perlu
dipertimbangkan dalam upaya menetapkan metode pembelajaran. Ketiga prinsip
tersebut adalah (1) tidak ada satu metode pembelajaran yang unggul untuk semua
tujuan dalam semua kondisi, (2) metode (strategi) pembelajaran yang berbeda
memiliki pengaruh yang berbeda dan konsisten pada hasil pembelajaran, dan (3)
kondisi pembelajaran bisa memiliki pengaruh yang konsisten pada hasil
pengajaran.
2.4 Tujuan dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran
Salah
satu faktor yang membawa keberhasilan itu ialah guru tersebut senantiasa
membuat perencanaan mengajar sebelumnya. Pada garis besar, perencanaan
pembelajaran itu bertujuan untuk mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan
siswa dalam proses pembelajaran seperti yang dikemukakan oleh Sagala (2008:61)
bahwa “ Tujuan perencanaan bukan hanya penguasaan prinsip-prinsip fundamental
tetapi juga mengembangkan sikap yang positif terhadap program pembeljaran,
meneliti dan menentukan pemecahan masalah pembelajaran. Secara ideal tujuan
perencanaan pembelajaran adalah menguasai sepenuhnya bahan dan materi ajar,
metode dan penggunaan alat dan perlengkapan pembelajaran, menyampaikan
kurikulum atas dasar bahasan dan mengelola alokassi waktu yang tersedia dan
membelajarkan siswa sesuai yang diprogramkan”.
Tujuan
perencanaan itu memungkinkan guru memilih metode mana yang sesuai sehingga
proses pembelajaran itu mengarah dan dapat mencapai tujuan yang telah
dirumuskan. Bagi guru, setiap pemilihan metode berarti menentukan jenis proses
belajar mengajar mana yang dianggap efektif untuk mencapai tujuan yang telah
dirumuaskan. Hal ini juga mengarahkan bagaimana guru mengorganisasikan
kegiatan-kegiatan siswa dalam proses pembelajaran yang telah dipilihnya. Dengan
demikian betapa pentingnya tujuan itu diperhatikan dan dirumuskan dalam setiap
pembelajaran, agar pembeljaran itu benar-benar dapat mencapai tujuan
sebagaimana yang tertuang dalam kurikulum. Terdapat juga beberapa fungsi yang
dikemukakan oleh Oemar Hamalik (2001:135) bahwa pada garis besarnya perencanaan
pembeljaran berfungsi sebagai berikut :
1. Memberi
guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan
hubungannya dengan pembelajaran yang dilakukan untuk mencapai tujuan itu.
2. Membantu
guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pembelajarannya terhadap
pencapaian tujuan pendidikan.
3. Menambah
keyakinan guru atas nilai-nilai pembelajaraan yang diberikan dan prosedur yang
digunakan.
4. Membantu
guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa , minat-minat siswa dan
mendorong motivasi belajar.
5. Mengurangi
kegiataan yang bersifat trial dan error dalam mengajar dengan adanya organisasi
yang baik dan metode yang tepat.
6. Membantu
guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan bahan-bahan yang
up to date pada siswa.
Maka
secara hakiki tujuan yang paling mendasar dari sebuah perencanaan pembelajaran
adalah sebagai pedoman atau petunjuk bagi guru, serta mengarahkan dan
membimbing kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran, sedangkan fungsi
dari perencanaan adalah :
1. Mengorganisasikan
dan mengakomodasikan kebutuhan siswa secara spesifik.
2. Membantu
guru dalam memetakan tujuan yang hendak dicapai .
3. Membantu
guru dalam mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar.
2.5 Prinsip-prinsip
Perencanaan Pembelajaran
Dalam perakteknya, pengembangan perencanaan
pembelajaran harus memperhatikan prinsip-prinsipnya sehingga proses yang
ditempuh dapat dilaksanakan secara efektif. Seorang guru yang ingin melibatkan
diri dalam suatu kegiatan perencanaan, harus mengetahui prinsip-prinsip
perencanaan (Sagala, 2009:175), Prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran secara
umum yang meliputi:
- Menetapkan apa yang mau dilakukan oleh guru,
kapan dan bagaimana cara melakukannya dalam implementasi
pembelajaran.
- Membatasi
sasaran atas dasar tujuan intruksional khusus dan menetapkan
pelaksanaankerja untuk mencapai hasil yang maksimal melalui
prosespenentuan target pembelajaran.
- Mengembangkan
alternatif-alternatif yang sesuai dengan strategi pembelajaran.
- Mengumpulkan
dan menganalisis iniformasi yang penting untuk mendukung kegiatan
pembelajaran.
- Mempersiapkan
dan mengkomunikassikan rencana-rencana daan keputusan-keputusan yang
berkaitan dengan pembelajaaran kepada pihak yang berkepentingan.
Jika
prinsip-prinsip itu terpenuhi, secara teoretik perencanaan pembelajaran itu
akan memberi penegasan untuk mencapai tujuan sesuai skenario yang sudah
disusun. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Mulyasa bahwa :
- Kompetensi yang dirumuskan dalam perencanaan
pembelajaran harus jelas, makin kongkrit kompetensi makin mudah diamati,
dan makin tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk
kompetensi tersebut.
- Perencanaan
pembelajaran harus sederhan dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam
kegiatan pembelajaran, dan pembentukan kompetensi siswa.
- Kegiatan-kegiatan
yang disusun dan dikembangkan dalam perencanaan pembelajaran harus
menunjang dan sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan.
- Perencanaan pembelajaran yang dikembangkan harus
utuh dan menyeluruh serta jelas pencapaiannya.
Beberapa Prinsip-prinsip perencanaan
pembelajaran secara umum mengemukakan tentang dasar-dasar atau prinsip
perencanaan sebagai berikut (Oemar Hamalik, 2007:53):
1.
Rancangan yang dibuat harus disesuaikan dengan
tersedianya sumber-sumber.
2.
Organisasi pembelajaran harus senantiasa memperhatikan
situasi dan kondisi masyarakat sekolah.
3.
Guru selaku pengelola pembelajaran harus melaksanakan
tugas dan fungsinya dengan penuh tanggung jawab.
4.
Faktor manusia selaku anggota oprganisasi senantiasa
dihadapkan pada keterbatasan.
Setiap teori
belajar mempunyai prinsip-prinsip pembelajaran sendiri, yang mungkin sama
ataupun berbeda berbeda dengan teori yang lain. Dalam kegiatan pembelajaran,
guru semestinya tidak hanya menggunakan satu pendekatan ataupun matode
mengajar, tetapi menggunakan beberapa metode yang mungkin berasal dari teori
psikologi atau teori lain yang berbeda, tetapi pada dasarnya ada beberapa
prinsip pengajaran yang secara relatif berlaku umum diantaranya adalah prinsip
perkembangan, perbedaan individu, minat dan kebutuhan aktivitas, dan motivasi
hal ini dapat dilihat sebagai berikut.
a.
Prinsip perkembangan
Pada prinsipnya peserta didik yang sedang belajar di kelas berada dalam
proses perkembangan, ini berarti perubahan kemampuan peserta didik pada jenjang
usia dan tingkat kelas berbeda-beda sesuai perkembangannya. Peserta didik pada
jenjang usia atau kelas yang lebih tinggi memiliki kemampuan lebih tinggi dari
adik kelasnya. Prinsip pembelajaran tersebut menghendaki pada waktu
memilih bahan dan motode mengajar, guru hendaknya memperhatikan dan
menyesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Karena perubahan ada yang cepat
dan ada yang lambat. Oleh karena itu guru hendaknya mengerti dan bersabar dalam
melaksanakan tugas pelayanan belajar bagi peserta didiknya. Inilah yang menjadi
bagian penting dari profesi guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran.
b.
Prinsip perbedaan individu
Seorang guru yang menghadapi >20
peserta didik di kelas, sebenarnya bukan hanya menghadapi karakter satu
kelas peserta didik, melainkan juga menghadapi >20 karakter peserta didik.
Tiap peserta didik memiliki karakter dan pembawaan yang berbeda, menerima
pengaruh dan perlakuan dari keluarganya yang juga berbeda. Ada siswayang
memiliki badan tinggi kurus, gemuk pendek, cekatan atau lamban, kecerdasan
tinggi atau sedang, berbakat dalam beberapa mata pelajaran tertentu, kurang
berbakat, tabah dan ulet, mudah tersinggung, periang atau pemurung,
bersemangat, acuh tak acuh dan beberapa karakter yang lainnya.
Dengan kondisi yang digambarkan sebelumnya, untuk
memberikan bantuan belajar kepada peserta didik, guru harus memahami dengan
benar kakakter setiap peserta didik tersebut. Baik alam menyiapkan dan
menyajikan pelajaran maupun dalam memberikan tugas-tugas dan pembimbingan
lainnya. Guru hendaknya dapat menyesuaikan dengan karakter peserta didik
masing-masing. Dalam model pengajaran berprogram atau modul, penyesuaian
belajar dengan perbedaan individu ini sepenuhnya dapat dilakukan oleh guru,
karana cara belajarnya individual (Oemar Hamalik, 2008:45). Dalam pembelajaran
klasikal, seperti yang umumnya dilaksanakan di sekolah-sekolah penyesuaian
pelajaran dengan perbedaan individual sangat terbatas.
Pada model pembelajaran
klasikal, umumnya guru pada jam pelajaran yang sama dalam satu kelas mengajarkan
bahan dan materi yang sama dengan cara yang sama untuk semua peserta didik yang
memiliki berbagai perbedaan, sehingga perbedaan individu tersebut cenderung
diabaikan. Karena itu guru harus mapu mengkombinasikan kegiatan pelayanan kelas
dengan pelayanan belajar individual dengan serasi, yaitu mendesain prosedru
maupun alokasi waktu yang memenuhi kebutuhan belajar peserta didik dalam kelas
yang menjadi tanggung jawabanya.
Pembelajaran
model klasikal ini dapat disempurnakan dengan cara:
1.
guru menggunakan metode atau strategi pembelajaran
yang bervariasi, sebab dengan variasi tersebut diharapakan beberapa perbedaan
kemampuan dapat terlayani.
2.
enggunakan alat dan media pengajaran yang dapat
membantu peserta didik khususnya yang mempunyai kelemahan tertentu. Bagi
peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir abstrak kurang, dapat dibantu
dengan peraga yang kongkret, yang memiliki pendengaan kurang dapat dibantu
dengan penglihatan, dan sebagainya
3.
guru memberikan pelajaran tambahan kepada peserta
didik yang pandai untuk mengimbangi kepandaiannya. Bahan-bahan tersebut dapat
berupa bahan bacaaan, soal-soal yang harus dipecahkan
4.
guru memberikan bantuan atau bimbingan khusus kepada
peserta didik yang kurang pandai atau lambat dalam belajar yang dilakukan dalam
jam pelajaran maupun di luar jam pelajaran, dan
5.
pemberian tugas-tugas disesuaikan dengan minat dan
kemampun peserta didik. Peserta didik yang lebih pandai bobot tugasnya lebih
sukar dibanding peserta didik yang kurang pandai. Kelima cara tersebut dapat
diterapkan secara felksibel dan tidak kaku, untuk lebih memberi dinamika belajar
yang lebih bervariasi, dan cara tersebut sudah dimasukkan dalam perencanaan
pembelajaran
2.6 Peran prinsip perencanaan
pembelajaran
Oemar
Hamalik juga mengemukakan bahwa kegiatan perencanaan yang baik harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut :
1.
Rencana adalah alat untuk memudahkan mencapai tujuan.
2.
Rencana harus dibuat oleh para pengelola atau guru
yang benar-benar memahami tujuan pendidikan dan tujuan organisasi pembelajaran.
3.
Rencana yang baik, jika guru membuat rencana itu
memahami dan memiliki keterampilan yang mendalam tentang membuat rencana.
4.
Rencana yang dibuat secara terperinci.
5.
Rencana yang baik jika berkaitan dengan pemikiran
dalam rangka pelaksanaannya.
6.
Rencana yang dibuat oleh guru harus sederhana.
7.
Rencana yang dibuat tidak boleh terlalu ketat, tetapi
harus fleksibel (luwes).
8.
Dalam rencana khususnya rencana jangka panjang perlu
diperhitungkan terjadinya pengambilan resiko.
9.
Rencana yang dibuat jangan terlalu ideal, ambisius,
sebaiknya lebih praktis-pragmatis.
10. Sebaiknya
rencana yang dibuat oleh guru juga memiliki jangkauan yang lebih jauh dapat
diramalkan keadaan yang mungkin terjadi.
Berdasarkan
uraian diatas, maka perencanaan pembelajaran itu harus dapat mengembangkan
berbagai kemampuan yang dimiliki siswa secara optimal, mempunyai tujuan yang
jelas dan teratur serta dapat memberikan deskripsi tentang materi yang
diperlukan dalam mencapai tujuan pembelajaran seperti yang telah ditetapkan,
dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Menetapkan
apa yang akan dilakukan oleh guru.
2. Membatasi
sasaran berdasarkan kompetensi yang hendak dicapat.
3. Mengembangkan
alternatif-alternatif pembelajaran yang akan menunjang kompetensi yang telah
ditetapkan.
2.7 Contoh
Perencanaan Pembelajaran
Dalam makalah ini penulis
memberikan contoh perencanaan pembelajaran dalam bentuk rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP).
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah :
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / Semester : III / I
Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : I. Makhluk hidup dan proses kehidupan
Kompetensi Dasar : 1.1 Mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup
Indikator : - Mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup
- Membedakan antara makhluk hidup
dan makhluk tak hidup berdasarkan pengamatan ciri-ciri.
A. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari materi ini
diharapkan siswa dapat :
- Menyebutkan ciri-ciri makhluk
hidup
- Menyebutkan perbedaan makhluk
hidup dan makhluk tak hidup
- Membandingkan ciri makhluk hidup
dan makhluk tak hidup
B. Materi Pembelajaran :
Ciri - Ciri Makhluk Hidup dan
Makhluk Tak Hidup
Ciri - ciri makhluk hidup :
a. Makhluk hidup bernapas
b. Makhluk hidup membutuhkan makanan
c. Makhluk hidup mengalami
pertumbuhan
d. Makhluk hidup menerima dan
menanggapi rangsangan
e. Makhluk hidup bergerak
f. Makhluk hidup bereproduksi
(menghasilkan keturunan).
Ciri - ciri makhluk tak hidup (benda mati) :
Ciri - ciri makhluk tak hidup (benda mati) :
a. Tidak bernapas
b. Tidak membutuhkan makanan
c. Tidak mengalami pertumbuhan
d. Tidak mampu menerima dan
menanggapi rangsangan
e. Tidak bergerak (diam)
f. Tidak mengalami reproduksi (tidak
menghasilkan keturunan).
C. Metode Pembelajaran :
- Tanya jawab
- Demonstrasi
- Penugasan.
D. Kegiatan Pembelajaran :
Kegiatan Awal :
Kegiatan Awal :
- Guru mengucapkan salam
- Guru mengabsen siswa
-
Guru memberitahukan secara sekilas kepada siswa mengenai tujuan pembelajaran
ini agar siswa lebih semangat lagi dalam belajar, sekaligus memberikan motivasi
kepada siswa.
Kegiatan
Inti :
- Guru meminta siswa untuk mengamati
gambar - gambar yang telah tersedia di depan kelas (gambar - gambar manusia,
hewan dan tumbuhan dengan berbagai aktivitas, seperti makan, berjalan, berlari,
batang tumbuhan yang membengkok ke arah datangnya cahaya, dll).
- Guru meminta siswa menyebutkan
ciri - ciri makhluk hidup yang dapat dilihat melalui gambar - gambar tersebut.
Kemudian guru meminta siswa untuk menambahkan / melengkapi ciri - ciri lainnya
yang mereka ketahui.
- Guru mengoreksi jawaban - jawaban
siswa atau pernyataan siswa mengenai ciri - ciri makhluk hidup tersebut
kemudian menyebutkan kembali ciri - ciri tersebut dan melengkapinya, serta
memberikan contoh konkret kepada siswa agar siswa lebih mudah memahaminya.
Misalnya seperti :
Menjelaskan ciri makhluk hidup :
1. Makhluk hidup bernapas : dibuktikan dengan guru menyuruh siswa untuk menghirup dan menghembuskan udara melalui hidungnya.
2. Makhluk hidup tumbuh : contoh ketika di kelas I tinggi badan dan berat badan siswa tidak sama dengan ketika di kelas III, itu menunjukkan bahwa makhluk hidup mengalami pertumbuhan.
1. Makhluk hidup bernapas : dibuktikan dengan guru menyuruh siswa untuk menghirup dan menghembuskan udara melalui hidungnya.
2. Makhluk hidup tumbuh : contoh ketika di kelas I tinggi badan dan berat badan siswa tidak sama dengan ketika di kelas III, itu menunjukkan bahwa makhluk hidup mengalami pertumbuhan.
- Guru meminta siswa memperhatikan
dan mengamati benda - benda mati di sekitarnya, seperti meja, kursi, papan
tulis, dinding, dll.
- Guru menanyakan pada siswa mengapa
benda - benda tersebut termasuk benda mati dan memberikan siswa kesempatan
untuk menjawabnya.
- Guru menjelaskan kepada siswa
mengapa benda - benda tersebut termasuk ke dalam golongan makhluk tak hidup,
yaitu dengan menjelaskan ciri - ciri makhluk tak hidup. Antara lain :
1. Makhluk tak hidup tidak dapat
bergerak. (Contoh : meja tidak dapat berpindah bila tidak didorong atau ditarik
oleh manusia)
2. Makhluk tak hidup tidak dapat
bernapas. (Contoh : pintu tidak dapat bernapas)
3. Makhluk tak hidup tidak mengalami
pertumbuhan dan tidak membutuhkan makanan. (Contoh : sebuah kursi tidak akan
berubah ukurannya, baik itu bertambah besar atau berubah menjadi kecil)
- Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menanyakan hal - hal yang kurang dimengerti atau tidak dimengerti.
- Guru bersama - sama dengan siswa
menyimpulkan ciri - ciri makhluk hidup dan ciri -ciri makhluk tak hidup,
kemudian guru menyuruh siswa untuk membandingkannya dan menuliskannya di buku
catatan.
Kegiatan
Akhir :
- Guru menguji ingatan dan pemahaman
siswa melalu tanya jawab mengenai ciri - ciri makhluk hidup dan makhluk tak
hidup yang telah dibahas sebelumnya.
- Guru memberikan siswa soal – soal
evaluasi dan juga tugas di rumah berupa melakukan pengamatan di alam terbuka /
daerah sekitar rumah, yaitu mengamati tumbuhan Putri Malu (bila ada di
lingkungan rumah siswa), yang mana tumbuhan Puti Malu tersebut akan
mangatup/menutup bila disentuh untuk membuktikan ciri makhluk hidup menerima
dan menanggapi rangsangan.
E. Bahan / Sumber Belajar :
- Buku Paket IPA kelas III Penerbit
Erlangga
-
Gambar – gambar pendukung, yaitu gambar – gambar manusia, hewan dan tumbuhan
dengan berbagai aktivitasnya.
F.
Penilaian
:
- Tertulis => melalui soal – soal
yang diberikan.
-
Nontulis => melalui keaktifan siswa di dalam kelas, misalnya dalam tanya
jawab, dll.
jawab, dll.
Soal
– Soal Evaluasi
A. Pilihan Ganda
1. Berikut ini yang tidak termasuk
makhluk hidup adalah …..
a. hewan c. manusia
b. udara d. tumbuhan
2. Makhluk hidup memiliki ciri
sebagai berikut, kecuali …..
a. makan c. bernapas
b. tumbuh d. diam
3. Alat gerak pada ikan berupa …..
a. sisik c. kulit
b. sayap d. sirip
4. Hewan air pada umumnya bernapas
dengan menggunakan …..
a. paru – paru c. insang
b. hati d. jantung
5. Hewan yang bergerak dengan cara
terbang ialah …..
a. semut c. kucing
b. burung d. kelinci
B. Lengkapi pertanyaan berikut
dengan jawaban yang benar :
1. Batu dan air merupakan contoh
makhluk …..
2. Agar tubuh kita tumbuh besar dan
tinggi, kita harus makan makanan yang…..
3. Oksigen diperlukan untuk …..
4. Katak bergerak dengan cara …..
5. Akar berfungsi sebagai …..
Kunci
Jawaban
A. Pilihan Ganda
1. b. udara
2. d. diam
3. d. sirip
4. c. insang
5. b. burung
B. Uraian
1. Makhluk tak hidup
2. Sehat dan bergizi
3. Bernapas
4. Melompat
5. Tempat menyimpan cadangan
makanan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perencanaan yakni suatu cara yang memuaskan
untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai
langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga
kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan perencanaan
pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang saling berhubungan
dan saling menunjang antara berbagai unsur atau komponen yang ada di dalam
pembelajaran atau dengan pengertian lain yaitu suatu proses mengatur,
mengkoordinasikan, dan menetapkan unsur-unsur atau komponen-komponen
pembelajaran. Perlunya perencanaan pembelajaran sebagaimana disebutkan diatas,
dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran (Hamzah, 2006:3). Upaya
perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut:
1.
Untuk
memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perancanaan pembelajaran
yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran.
2.
Untuk
merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem.
3.
Perencanaan
desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar.
4.
Untuk
merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara perorangan.
5.
Pembelajaran
yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan pembelajaran, dalam hal
ini aka nada tujuan langsung pembelajaran, dan tujuan pengiring dari
pembelajaran.
6.
Sasaran
akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar
(Hamzah, 2006:5).
7.
|
Perencanaan
pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran.
8.
Inti
dari desain pembelajaran yang obtimal untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Pada garis besar, perencanaan pembelajaran
itu bertujuan untuk mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan siswa dalam
proses pembelajaran seperti yang dikemukakan oleh Sagala (2008:61) bahwa “
Tujuan perencanaan bukan hanya penguasaan prinsip-prinsip fundamental tetapi
juga mengembangkan sikap yang positif terhadap program pembeljaran, meneliti
dan menentukan pemecahan masalah pembelajaran.
Terdapat juga beberapa fungsi yang
dikemukakan oleh Oemar Hamalik (2001:135) bahwa pada garis besarnya perencanaan
pembeljaran berfungsi sebagai berikut :
1.
Memberi
guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan
hubungannya dengan pembelajaran yang dilakukan untuk mencapai tujuan itu.
2.
Membantu
guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pembelajarannya terhadap
pencapaian tujuan pendidikan.
3.
Menambah
keyakinan guru atas nilai-nilai pembelajaraan yang diberikan dan prosedur yang
digunakan.
4.
Membantu
guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa , minat-minat siswa dan
mendorong motivasi belajar.
5.
Mengurangi
kegiataan yang bersifat trial dan error dalam mengajar dengan adanya organisasi
yang baik dan metode yang tepat.
6.
Membantu
guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan bahan-bahan yang
up to date pada siswa.
Dalam perakteknya, pengembangan
perencanaan pembelajaran harus memperhatikan prinsip-prinsipnya sehingga proses
yang ditempuh dapat dilaksanakan secara efektif. Prinsip-prinsip perencanaan
pembelajaran secara umum yang meliputi:
1.
Menetapkan apa yang
mau dilakukan oleh guru, kapan dan bagaimana cara melakukannya dalam
implementasi pembelajaran.
2.
Membatasi sasaran
atas dasar tujuan intruksional khusus dan menetapkan pelaksanaankerja untuk
mencapai hasil yang maksimal melalui prosespenentuan target pembelajaran.
3.
Mengembangkan
alternatif-alternatif yang sesuai dengan strategi pembelajaran.
4.
Mengumpulkan dan menganalisis
iniformasi yang penting untuk mendukung kegiatan pembelajaran.
5.
Mempersiapkan dan
mengkomunikassikan rencana-rencana daan keputusan-keputusan yang berkaitan
dengan pembelajaaran kepada pihak yang berkepentingan.
Berdasarkan uraian diatas, maka perencanaan
pembelajaran itu harus dapat mengembangkan berbagai kemampuan yang dimiliki
siswa secara optimal, mempunyai tujuan yang jelas dan teratur serta dapat
memberikan deskripsi tentang materi yang diperlukan dalam mencapai tujuan
pembelajaran seperti yang telah ditetapkan, dengan memperhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Menetapkan apa yang akan dilakukan oleh guru.
2. Membatasi sasaran berdasarkan kompetensi yang hendak
dicapat.
3. Mengembangkan alternatif-alternatif pembelajaran yang
akan menunjang kompetensi yang telah ditetapkan.
3.2 Saran
Perencanaan
pembelajaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam proses kegiatan
belajar mengajar. Karena dalam perencanaan pembelajaran terdapat berbagai macam
metode yang sesuai dengan materi-materi yang diajarkan. Dengan perencanaan
pembelajaran yang tepat, diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran yang
terdapat di SD di masa yang akan datang. Oleh karena itu, sebagai calon
pendidik diharapkan mampu memahami serta mengaplikasikannya.
No comments:
Post a Comment