Sunday, November 1, 2015

PERENCANAAN PEMBELAJARAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran menjadi tujuan utama.Sebelum memulai setiap kegiatan setiap orang pasti memiliki perencanaan. Hal itu karena dengan perencanaan kegiatan yang akan dilakukan oleh seseorang akan berjalan dengan baik. Tanpa perencanaan kegiatan yang harusnya dapat dilakukan dengan baik dapat berubah menjadi berantakan karena kita tidak memiliki gambaran dan managemen tentang kegiatan yang akan dilakukan. Tak terkecuali dalam kegiatan pembelajaran. Bagi pengajar, merencanakan kegiatan pembelajaran adalah sebuah hal yang wajib dilakukan demi suksesnya pembelajran yang akan dilakukan.
Diantara salah satu langkah  yang harus dilakukan seorang pendidik yaitu menyusun perencanaan pembelajaran, yaitu kegiatan yang terus menerus dan menyeluruh, dimulai dari penyusunan suatu rencana, evaluasi pelaksanaan dan hasil yang dicapai dari tujuan yang sudah ditetapkan. Perencanaan pembelajaran adalah memproyeksikan tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu pembelajaran menurut Sujana dalam (Djoehaeni,2009: 5)Hal ini berguna untuk memperoleh kemajuan dalam perkembangan dan belajar peserta didik. Selain itu, Guru dapat memahami peranannya dan tugas-tugas yang harus dicapai oleh peserta didik sehinga proses pembelajaran akan berjalan sesuai dengan apa yang diharapakan.
Perencanaan pembelajaran menurut Ibrahim merupakan kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan pembelajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikan, serta alat atau media apa yang diperlukan. Pendapat lain mengenai perencanaan pembelajaran adalah kegiatan memproyeksikan tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu pembelajaran (PBM) yaitu dengan mengkoordinasikan (mengatur dan merespon) komponen-komponen pembelajaran sehingga arah kegiatan (tujuan), isi kegiatan (materi), cara penyampaian kegiatan (metode dan teknik), serta bagaimana mengukurnya (evaluasi) menjadi jelas dan sistematis.

1.2         Rumusan Masalah
1.2.1    Apakah pengertian perencanaan pembelajaran
1.2.2    Apa dasar perlunya suatu perencanaan pembelajaran?
1.2.3    Apa sajakah tujuan dan fungsi perencanaan pembelajaran?
1.2.4    Apakah yang dimaksud prinsip perencanaan pembelajaran?
1.2.5    Apa sajakah peran prinsip perencanaan pembelajaran?

1.3         Tujuan
1.3.1    Mengetahui pengertian perencanaan pembelajaran
1.3.2    Mengetahui dasar perunya perencanaan pembelajaran
1.3.3    Mengetahui tujuan dan fungsi peencanaan pembelajaran
1.3.4    Mengetahui apa yang dimaksud prinsip perencanaan pembeajarn
1.3.5    Mengetahui pean dari prinip pembelajaran
















BAB II
PEMBAHASAN
2.1    Pengertian Perencanaan
Ada beberapa definisi tentang perencanaan yang rumusannya berbeda-beda satu dengan yang lain. Cunningham misalnya mengemukakan bahwa perencanaan ialah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian (Willian, 1982:4). Perencanaan disini menekankan pada usaha menyeleksi dan menghubungkan sesuatu dengan kepentingan masa yang akan datang serta usaha untuk mencapainya. Apa wujud yang akan datang itu dan bagaimana usaha untuk mencapainya merupakan perencanaan. Devinisi yang kedua mengemukakan bahwa peencanaan adalah hubungan antara apa yang sekarang (what is) dengan bagaimana seharusnya (what should be) yang bertalian dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, program, dan alokasi sumber . Bagaimana seharusnya adalah mengacu pada masa yang akan datang. Perencanaan disini menekankan kepada usaha mengisi kesenjangan antara keadaan sekarang dengan keadaan yang akan datang disesuaikan dengan apa yang dicita-citakan, ialah menghilangkan jarak antara keadaan sekarang dengan keadaan mendatang yang diinginkan.
3
 
Sementara itu devinisi yang lain tentang perencanaan dirumuskan sangat pendek, perencanaan adalah suatu cara untuk mengantisipasi dan menyeimbangkan perubahan. Dalam devinisi ini ada asumsi bahwa perubahan selalu terjadi. Perubahan lingkungan ini selalu diantisipasi, dan hasil antisipasi ini dipakai agar perubahan itu berimbang. Artinya perubahan yang terjadi di luar organisasipengajaran tidak jauh berbeda dengan perubahan yang terjadi pada organisasiitu, dengan harapan agar organisasi tidak mengalami keguncangan. Jadi, makna perencanaan disini adalah usaha mengubah organisasi agar sejalan dengan perubahan lingkungannya.
Ketiga definisi diatas memperlihatkan rumusan dan tekanan yang berbeda. Yang satu mencari wujud yang akan datang serta usaha untuk mencapainya, yang lain menghilangkan kesenjangan antara keadaan sekarang dengan keadaan masa mendatang, dan yang satu lagi mengubah keadaan agar sejalan dengan keadaan lingkungan yang juga berubah-ubah. Meskipun demikian pada hakikatnya ketiganya bermakna sama, yaitu sama-sama ingin mencari dan mencapai wujud yang akan datang, tetapi yang pertama dan kedua tidak dinyatakan secara aksplitis bahwa wujud yang dicari itu akibat terjadinya perubahan, termasuk perubahan dalam cita-cita.
Berdasarkan rumusan diatas, dapat dibuat rumusan baru tentang apa itu perencanaan. Perencanaan yakni suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik,disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan
2.2    Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan penting untuk pembelajaran di Sekolah Dasar karena memungkinkan siswa diberi kesempatan terbaik untuk memperoleh kemajuan dalam perkembangan dan belajar. Guru dapat memahami peranannya dan tugas-tugas yang harus dicapai siswa untuk berkembang dan belajar. Guru menyediakan sumber sumber belajar untuk mendukung proses belajar.
Perencanaan adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam mencapai tujuan. Dalam hai ini Roger A. Kaufman dalam (Harjanto 1997:2) mengemukakan bahwa “Perencanaan adalah proyeksi (perkiraan) tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan asbah dan nilai. Perencanaan sering juga disebut sebagai jembatan yang menghubungkan kesenjangan atau jurang antara keadaan masa kini dan keadaan yang diharapkan terjadi pada masa yang akan datang.
Perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mendahului pelaksanaan, mengingat perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan kemana harus pergi dan mengidentifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien. Berpangkal dari pemahaman tersebut, maka perencanaan mengandung enam pokok pikiran yaitu :
1.      Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yang diinginkan.
2.      Keadaan masa depan yang diinginkan itu kemudian dibandingkan dengan keadaan sekarang, sehingga dapat dilihat kesenjangannya.
3.      Untuk menutup kesenjangan itu perlu dilakukan usaha-usaha.
4.      Usaha yang dilakukan untuk menutup kesenjangan itu dapat beranekaragam dan merupakan alternatif yang mungkin ditempuh.
5.      Penilaian alternatif yang paling baik, dalam arti mempunyai efektifitas dan efisiensi yang paling tinggi perlu dilakukan.
6.      Alternatif yang paling tinggi perlu diperinci sehinggan menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan apabila akan dilaksanakan.
Ibrahim dalam (Djoehaeni, 2009:6) mengatakan bahwa “Secara garis besar perencanaan pembelajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang dicapai oleh suatu kegiatan pembelajaran, cara apa yang digunakan untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, serta alat atau media apa yang diperlukan. Dengan perencanaan pembelajaran, guru dapat memperkirakan, mempersiapkan, dan menentukan tindakan apa yang akan dilakukan pada waktu proses pembelajaran berlangsung. Pada tahap ini guru mempersiapkan segala sesuatunya agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.
Bunghart dan Trull dalam ( Sagala : 2003) menyatakan bahwa “Perencanaan adalah awal dari semua proses yang rasional, daan mengandung sifat optimisme yang didasarkan atas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam permasalahan dalam konteks pembelajaran. Perencanaan pembelajaraan yang diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran, pengunaan pendekatan atau metode pembelajaran, dalam suatu alokassi waktu yang akan dilaksanakan pada masa satu semester yang akan datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan”.
Dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan (Hamzah, 2006:2). Pengertian tentang perencanaan pembelajaran dikemukakan oleh Nana Sudjana (1998, 2000:61) yang mengemukakan bahwa perencanaan pembelajaran adalah kegiatan memproyeksikan tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu pembelajaran (PBM) yaitu dengan mengkoordinasikan (mengatur dan merespon ) komponen-komponen pembelajaraan, sehingga arah kegiatan ( tujuan ), isi kegiatan ( materi ) , cara penyampaaian kegiatan ( metode dan teknik ) serta bagaimana mengukurnya ( evaluasi ) menjadi jelas dan sistematis”. Ini berarti perencanaan pembelajaran pada dasarnya mengatur dan menetapkan komponen-komponen tujuan, bahan, metode atau teknik, serta evaluasi atau penilaian.
Perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang saling nberhubungan dan saling menunjang antara berbagai unsur atau komponen yang ada di dalam pembelajaran atau dengan pengertian lain yaitu suatu proses mengatur, mengkoordinasikan, dan menetapkan unsur-unsur atau komponen-komponen pembelajaran. Unsur atau komponen yang dimaksud adalaah :
1.      Ke mana pembelajaran tersebut diarahkan
2.      Apa yang harus dibahas dalam proses pembelajaran tersebut
3.      Bagaimana cara melakukannya
4.      Bagaimana pula mengetahi berhasil tidaknya proses pembelajaran tersebut
Persoalan pertama berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran tersebut, persoalan kedua berkaitan dengan bahan ajar yang akan disampaikan kepada siswa, persoalan ketiga berkaitan dengan strategi atau metode apa yang bias digunakan untuk menyampaikan bahan ajar tadi, dan persoalan terakhir berkaitan dengan penilaian atau evaluasi yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran.
2.3    Dasar Perlunya Perencanaan Pembelajaran
Perlunya perencanaan pembelajaran sebagaimana disebutkan diatas, dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran (Hamzah, 2006:3). Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut:
1.      Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perancanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran.
Perbaikan kualitas pembelajaran haruslahdiawali dengan perbaikan desain pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dapat dijadikan titik awal dari upaya perbaikan kualitas pembelajaran. Hal ini dimungkinkan karena dalam desain pembelajaran, tahapan yang akan dilakukan oleh guru atau dosen dalam mengajar telah terancang dengan baik, mulai dari mengadakan analisis dari tujuan pembelajaran sampai dengan pelaksanaan evaluasi sumatif yang tujuannya untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2.      Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem.
Pembelajaran Dirancang dengan Pendekatan Sistem Untuk mencapai kualitas pembelajaran, desain pembelajaran yang dilakukan haruslah didasarkan pada pendekatan system. Hal ini disadari bahwa dengan pendekatan system, akan memberikan peluang yang lebih besar dalam mengintegrasikan semua variabel yang mempengaruhi belajar termasuk keterkaitan antara variabel pengajaran yakni variabel kondisi pembelajaran, variabel metode, dan variabel hasil pembelajaran.
3.      Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar.
Desain pembelajaran mengacu dada bagaimana seseorang belajar kualitas pembelajaran juga banyak tergantung pada bagaimana pembelajaran itu dirancan. Rancangan pembelajaran biasanya dibuat berdasarkan pendekatan pendekatan perancangnya. Akan tetapi, jika dibuat berdasarkan pendekatan ilmiah, rancangan pembelajaran tersebut diwarnai oleh berbagai teori yang dikemukakan oleh para ilmuan pembelajaran. Disamping itu, pendekatan lain adalah pembuatan rancangan pembelajaran bersifat intuitif ilmiah yang merupakan paduan antara keduanya, sehingga rancangan pembelajaran yang dihasilkan disesuaikan dengan pengalaman empiris yang pernah ditemukan pada saat melaksanakan pembelajaran yang dikembangkan pula dengan penggunaan teori-teori yang relevan. Berdasarkan tiga pendekatan ini, pendekatan intuitif ilmah akan dapat menghasilkan pembelajaran yang lebih sahih dari dua pendekatan lainnya bila digunakan secara terpisah.
Berbagai teori yang telah dikembangkan mengenai belajar, misalnya teori behavioristik yang menekankan pada perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori pengelolaan informasi yang menekankan pada bagaimana suatu informasi itu diolah dan disimpan dalam ingatan. Teori ketiga berpijak pada psikologi kognitif yang memandang bahwa proses belajar adalah mengaitkan pengetahuan baru ke struktur pengetahuan yang sudah dimiliki siswa, dan hasil belajar berupa bentuknya struktur pengetahuan baru yang lebih lengkap (Hamzah, 2006:4).
4.      Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara perorangan.
Desain pembelajaran diacukan pada siswa perorangan seseorang belajar memiliki potensi yang perlu dikembangkan. Tindakan atau perilaku belajar dapat ditata atau dipengaruhi, tetapi tindakan atua perilaku belajar itu akan tetap berjalan sesuai dengan karakteristik siswa. Siswa yang lambat dalam berfikir, tidak mungkin dapat dipaksa segera bertindak secara cepat. Sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan berfikir tinggi tidak mungkin dipaksa bertindak dengan cara lambat. Dalam hal ini jika perencanaan pembelajaran tidak diacukan pada individu yang belajar seperti ini, maka besar kemungkinan bahwa siswa yang lambat belajar akan makin tertinggal, dan yang cepat berfikir makin maju pembelajarannya. Akibatnya proses pembelajaran yang dilakukan oleh suatu kelompok tertentu akan banyak mengalami hambatan karena perbedaan karakteristik siswa yang tidak diperhatikan. Hal ini yang merupakan karakteristik siswa adalah perkembangan intelektual siswa, tingkat motivasi, kemampuan berfikir, gaya kognitif, gaya belajar, kemampuan awal, dan lain-lain. Berdasarkan karakteristik ini, maka rancangan pembelajaran mau tidak mau harus diacukan pada pertimbangan ini.
5.      Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan pembelajaran, dalam hal ini aka nada tujuan langsung pembelajaran, dan tujuan pengiring dari pembelajaran.
Desain pembelajaran harus diacukan pada tujuan hasil pembelajaran mencangkup hasil langsung dan hasil tak langsung (pengiring). Perancangan pembelajaran perlu memilah hasil pembelajaran yang langsung dapat diukur setelah selesai pelaksaan pembelajaran, dan hasil pembelajaran yang dapat terukur setalah melalui keseluruhan proses pembelajaran, atau hasil pengiring. Perancang pembelajaran sering kali merasa kecewa dengan hasil nyata yang dicapainya karena ada sejumlah hasil yang tidak segera bisa diamati setelah pembelajaran berakhir terutama hasil pembelajaran yang termasuk pada ranah sikap. Padahal ketercapaian ranah sikap biasanya terbentuk setelah secara kumulatif dan dalam waktu yang relative lama terintegrasi keseluruhan hasil langsung pembelajaran.
6.      Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar (Hamzah, 2006:5).
Desain pembelajaran diarahkan pada kemudahan belajar. Sebagaimana disebutkan di atas, pembelajaran adalah upaya membelajarakan siswa dan perancangan pembelajaran merupakan penataan upaya tersebut agar muncul perilaku belajar. Dalam kondisi yang ditata dengan baik, strategi yang direncanakan akan memberikan peluang dicapainya hasil pembelajaran. Disamping itu, peran guru sebagai sumber belajar telah diatur secara terencana, pelaksaanaan evaluasi baik formatif maupun sumatif telah terencana, memberikan kemudahan siswa untuk belajar. Dengan desain pembelajaran, setiap pembelajaran yang dilakukan guru telah terencana, dan guru dapat dengan mudah melakukan kegiatan pembelajaran. Jika hal ini dilakukan dengan baik, sudah tentu sasaran akhir dari pembelajaran adalah terjadinya kemudahan belajar siswa dapat dicapai.
7.      Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran.
Desain pembelajaran melibatkan variabel pembelajaran. Desain pembelajaran yang diupayakan mencakup semua variabel pembelajaran yang dirasa turut mempengaruhi belajar. Ada tiga variabel pembelajaran yang perlu dipertimbangkan dalam merancang pembelajaran. Ketiga variabel tersebut adalah variabel kondisi, metode, dan variabel hasil pembelajaran. Kondisi pembelajaran mencakup semua variabel yang tidak dapat dimanipulasi oleh perencana pembelajaran, dan harus diterima apa adanya. Yang masuk dalam variabel ini adalah tujuan pembelajaran, karakteristik bidang studi, dan karakteristik siswa. Adapun variabel metode pembelajaran mencakup semua cara yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam kondisi tertentu. Yang masuk dalam variabel ini adalah strategi pengorganisasian pembelajaran, strategi penyampaian pembelajaran, dan strategi pengelolaan pembelajaran. Adapun variabel hasil pembelajaran mencakup semua akibat yang muncul dari penggunaan metode pada kondisi tertentu, seperti keefektifan pembelajaran, efisiensi pembelajaran, dan daya tarik pembelajaran (Hamzah, 2006:6).
8.      Inti dari desain pembelajaran yang obtimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Desain pembelajaran penetapan metode untuk mencapai tujuan. Inti dari desain pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Fkus utama perancanagan pembelajaran adalah pada pemilihan, penetapan, dan pengembangan variabel metode pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran harus didasarkan pada analisis kondisi dan hasil pembelajaran. Analisis akan menunjukkan bagaimana kondisi pembelajarannya, dan apa hasil pembelajarannya yang diharapkan. Stelah itu, barulah menetapkan dan mengembangkan metode pembelajaran yang diambil dari setelah perancangan pembelajaran mempunyai informasi yang lengkap mengenai kondisi nyata yang ada dan hasil pemebelajaran yang diharapkan. Ada tiga prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam upaya menetapkan metode pembelajaran. Ketiga prinsip tersebut adalah (1) tidak ada satu metode pembelajaran yang unggul untuk semua tujuan dalam semua kondisi, (2) metode (strategi) pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda dan konsisten pada hasil pembelajaran, dan (3) kondisi pembelajaran bisa memiliki pengaruh yang konsisten pada hasil pengajaran.
2.4    Tujuan dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran
Salah satu faktor yang membawa keberhasilan itu ialah guru tersebut senantiasa membuat perencanaan mengajar sebelumnya. Pada garis besar, perencanaan pembelajaran itu bertujuan untuk mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran seperti yang dikemukakan oleh Sagala (2008:61) bahwa “ Tujuan perencanaan bukan hanya penguasaan prinsip-prinsip fundamental tetapi juga mengembangkan sikap yang positif terhadap program pembeljaran, meneliti dan menentukan pemecahan masalah pembelajaran. Secara ideal tujuan perencanaan pembelajaran adalah menguasai sepenuhnya bahan dan materi ajar, metode dan penggunaan alat dan perlengkapan pembelajaran, menyampaikan kurikulum atas dasar bahasan dan mengelola alokassi waktu yang tersedia dan membelajarkan siswa sesuai yang diprogramkan”.
Tujuan perencanaan itu memungkinkan guru memilih metode mana yang sesuai sehingga proses pembelajaran itu mengarah dan dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Bagi guru, setiap pemilihan metode berarti menentukan jenis proses belajar mengajar mana yang dianggap efektif untuk mencapai tujuan yang telah dirumuaskan. Hal ini juga mengarahkan bagaimana guru mengorganisasikan kegiatan-kegiatan siswa dalam proses pembelajaran yang telah dipilihnya. Dengan demikian betapa pentingnya tujuan itu diperhatikan dan dirumuskan dalam setiap pembelajaran, agar pembeljaran itu benar-benar dapat mencapai tujuan sebagaimana yang tertuang dalam kurikulum. Terdapat juga beberapa fungsi yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik (2001:135) bahwa pada garis besarnya perencanaan pembeljaran berfungsi sebagai berikut :
1.      Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan hubungannya dengan pembelajaran yang dilakukan untuk mencapai tujuan itu.
2.      Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pembelajarannya terhadap pencapaian tujuan pendidikan.
3.      Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pembelajaraan yang diberikan dan prosedur yang digunakan.
4.      Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa , minat-minat siswa dan mendorong motivasi belajar.
5.      Mengurangi kegiataan yang bersifat trial dan error dalam mengajar dengan adanya organisasi yang baik dan metode yang tepat.
6.      Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan bahan-bahan yang up to date pada siswa.
Maka secara hakiki tujuan yang paling mendasar dari sebuah perencanaan pembelajaran adalah sebagai pedoman atau petunjuk bagi guru, serta mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran, sedangkan fungsi dari perencanaan adalah :
1.      Mengorganisasikan dan mengakomodasikan kebutuhan siswa secara spesifik.
2.      Membantu guru dalam memetakan tujuan yang hendak dicapai .
3.      Membantu guru dalam mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar.

2.5       Prinsip-prinsip Perencanaan Pembelajaran
Dalam perakteknya, pengembangan perencanaan pembelajaran harus memperhatikan prinsip-prinsipnya sehingga proses yang ditempuh dapat dilaksanakan secara efektif. Seorang guru yang ingin melibatkan diri dalam suatu kegiatan perencanaan, harus mengetahui prinsip-prinsip perencanaan (Sagala, 2009:175), Prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran secara umum yang meliputi:
  1. Menetapkan apa yang mau dilakukan oleh guru, kapan dan bagaimana cara melakukannya dalam implementasi pembelajaran. 
  2. Membatasi sasaran atas dasar tujuan intruksional khusus dan menetapkan pelaksanaankerja untuk mencapai hasil yang maksimal melalui prosespenentuan target pembelajaran. 
  3. Mengembangkan alternatif-alternatif yang sesuai dengan strategi pembelajaran. 
  4. Mengumpulkan dan menganalisis iniformasi yang penting untuk mendukung kegiatan pembelajaran. 
  5. Mempersiapkan dan mengkomunikassikan rencana-rencana daan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan pembelajaaran kepada pihak yang berkepentingan.
Jika prinsip-prinsip itu terpenuhi, secara teoretik perencanaan pembelajaran itu akan memberi penegasan untuk mencapai tujuan sesuai skenario yang sudah disusun. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Mulyasa bahwa :
  1. Kompetensi yang dirumuskan dalam perencanaan pembelajaran harus jelas, makin kongkrit kompetensi makin mudah diamati, dan makin tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut.
  2. Perencanaan pembelajaran harus sederhan dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan kompetensi siswa. 
  3. Kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam perencanaan pembelajaran harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan. 
  4. Perencanaan pembelajaran yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh serta jelas pencapaiannya.
Beberapa Prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran secara umum mengemukakan tentang dasar-dasar atau prinsip perencanaan sebagai berikut (Oemar Hamalik, 2007:53):
1.    Rancangan yang dibuat harus disesuaikan dengan tersedianya sumber-sumber.
2.    Organisasi pembelajaran harus senantiasa memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat sekolah.
3.    Guru selaku pengelola pembelajaran harus melaksanakan tugas dan fungsinya dengan penuh tanggung jawab.
4.    Faktor manusia selaku anggota oprganisasi senantiasa dihadapkan pada keterbatasan.
Setiap teori belajar mempunyai prinsip-prinsip pembelajaran sendiri, yang mungkin sama ataupun berbeda berbeda dengan teori yang lain. Dalam kegiatan pembelajaran, guru semestinya tidak hanya menggunakan satu pendekatan ataupun matode mengajar, tetapi menggunakan beberapa metode yang mungkin berasal dari teori psikologi atau teori lain yang berbeda, tetapi pada dasarnya ada beberapa prinsip pengajaran yang secara relatif berlaku umum diantaranya adalah prinsip perkembangan, perbedaan individu, minat dan kebutuhan aktivitas, dan motivasi hal ini dapat dilihat sebagai berikut.
a.       Prinsip perkembangan
Pada prinsipnya peserta didik yang sedang belajar di kelas berada dalam proses perkembangan, ini berarti perubahan kemampuan peserta didik pada jenjang usia dan tingkat kelas berbeda-beda sesuai perkembangannya. Peserta didik pada jenjang usia atau kelas yang lebih tinggi memiliki kemampuan lebih tinggi dari adik kelasnya. Prinsip pembelajaran tersebut menghendaki pada waktu memilih bahan dan motode mengajar, guru hendaknya memperhatikan dan menyesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Karena perubahan ada yang cepat dan ada yang lambat. Oleh karena itu guru hendaknya mengerti dan bersabar dalam melaksanakan tugas pelayanan belajar bagi peserta didiknya. Inilah yang menjadi bagian penting dari profesi guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran.
b.      Prinsip perbedaan individu
Seorang guru yang menghadapi >20  peserta didik di kelas, sebenarnya bukan hanya menghadapi karakter satu kelas peserta didik, melainkan juga menghadapi >20 karakter peserta didik. Tiap peserta didik memiliki karakter dan pembawaan yang berbeda, menerima pengaruh dan perlakuan dari keluarganya yang juga berbeda. Ada siswayang memiliki badan tinggi kurus, gemuk pendek, cekatan atau lamban, kecerdasan tinggi atau sedang, berbakat dalam beberapa mata pelajaran tertentu, kurang berbakat, tabah dan ulet, mudah tersinggung, periang atau pemurung, bersemangat, acuh tak acuh dan beberapa karakter yang lainnya.
Dengan kondisi yang digambarkan sebelumnya, untuk memberikan bantuan belajar kepada peserta didik, guru harus memahami dengan benar kakakter setiap peserta didik tersebut. Baik alam menyiapkan dan menyajikan pelajaran maupun dalam memberikan tugas-tugas dan pembimbingan lainnya. Guru hendaknya dapat menyesuaikan dengan karakter peserta didik masing-masing. Dalam model pengajaran berprogram atau modul, penyesuaian belajar dengan perbedaan individu ini sepenuhnya dapat dilakukan oleh guru, karana cara belajarnya individual (Oemar Hamalik, 2008:45). Dalam pembelajaran klasikal, seperti yang umumnya dilaksanakan di sekolah-sekolah penyesuaian pelajaran dengan perbedaan individual sangat terbatas.
Pada model pembelajaran klasikal, umumnya guru pada jam pelajaran yang sama dalam satu kelas mengajarkan bahan dan materi yang sama dengan cara yang sama untuk semua peserta didik yang memiliki berbagai perbedaan, sehingga perbedaan individu tersebut cenderung diabaikan. Karena itu guru harus mapu mengkombinasikan kegiatan pelayanan kelas dengan pelayanan belajar individual dengan serasi, yaitu mendesain prosedru maupun alokasi waktu yang memenuhi kebutuhan belajar peserta didik dalam kelas yang menjadi tanggung jawabanya.
Pembelajaran model klasikal ini dapat disempurnakan dengan cara:
1.      guru menggunakan metode atau strategi pembelajaran yang bervariasi, sebab dengan variasi tersebut diharapakan beberapa perbedaan kemampuan dapat terlayani.
2.      enggunakan alat dan media pengajaran yang dapat membantu peserta didik khususnya yang mempunyai kelemahan tertentu. Bagi peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir abstrak kurang, dapat dibantu dengan peraga yang kongkret, yang memiliki pendengaan kurang dapat dibantu dengan penglihatan, dan sebagainya
3.      guru memberikan pelajaran tambahan kepada peserta didik yang pandai untuk mengimbangi kepandaiannya. Bahan-bahan tersebut dapat berupa bahan bacaaan, soal-soal yang harus dipecahkan
4.      guru memberikan bantuan atau bimbingan khusus kepada peserta didik yang kurang pandai atau lambat dalam belajar yang dilakukan dalam jam pelajaran maupun di luar jam pelajaran, dan
5.      pemberian tugas-tugas disesuaikan dengan minat dan kemampun peserta didik. Peserta didik yang lebih pandai bobot tugasnya lebih sukar dibanding peserta didik yang kurang pandai. Kelima cara tersebut dapat diterapkan secara felksibel dan tidak kaku, untuk lebih memberi dinamika belajar yang lebih bervariasi, dan cara tersebut sudah dimasukkan dalam perencanaan pembelajaran

2.6    Peran prinsip perencanaan pembelajaran
Oemar Hamalik juga mengemukakan bahwa kegiatan perencanaan yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1.      Rencana adalah alat untuk memudahkan mencapai tujuan.
2.      Rencana harus dibuat oleh para pengelola atau guru yang benar-benar memahami tujuan pendidikan dan tujuan organisasi pembelajaran.
3.      Rencana yang baik, jika guru membuat rencana itu memahami dan memiliki keterampilan yang mendalam tentang membuat rencana.
4.      Rencana yang dibuat secara terperinci.
5.      Rencana yang baik jika berkaitan dengan pemikiran dalam rangka pelaksanaannya.
6.      Rencana yang dibuat oleh guru harus sederhana.
7.      Rencana yang dibuat tidak boleh terlalu ketat, tetapi harus fleksibel (luwes).
8.      Dalam rencana khususnya rencana jangka panjang perlu diperhitungkan terjadinya pengambilan resiko.
9.      Rencana yang dibuat jangan terlalu ideal, ambisius, sebaiknya lebih praktis-pragmatis.
10.  Sebaiknya rencana yang dibuat oleh guru juga memiliki jangkauan yang lebih jauh dapat diramalkan keadaan yang mungkin terjadi.
Berdasarkan uraian diatas, maka perencanaan pembelajaran itu harus dapat mengembangkan berbagai kemampuan yang dimiliki siswa secara optimal, mempunyai tujuan yang jelas dan teratur serta dapat memberikan deskripsi tentang materi yang diperlukan dalam mencapai tujuan pembelajaran seperti yang telah ditetapkan, dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.      Menetapkan apa yang akan dilakukan oleh guru.
2.      Membatasi sasaran berdasarkan kompetensi yang hendak dicapat.
3.      Mengembangkan alternatif-alternatif pembelajaran yang akan menunjang kompetensi yang telah ditetapkan.
2.7  Contoh Perencanaan Pembelajaran
                   Dalam makalah ini penulis memberikan contoh perencanaan pembelajaran dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah           :
Mata pelajaran          : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / Semester       : III / I
Waktu                                   : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi             : I. Makhluk hidup dan proses kehidupan
Kompetensi Dasar    : 1.1 Mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup

Indikator                   : - Mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup
- Membedakan antara makhluk hidup dan makhluk tak hidup berdasarkan pengamatan ciri-ciri.

A.    Tujuan Pembelajaran   :
Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa dapat :
- Menyebutkan ciri-ciri makhluk hidup
- Menyebutkan perbedaan makhluk hidup dan makhluk tak hidup
- Membandingkan ciri makhluk hidup dan makhluk tak hidup

B.     Materi Pembelajaran   :
Ciri - Ciri Makhluk Hidup dan Makhluk Tak Hidup
Ciri - ciri makhluk hidup :
a. Makhluk hidup bernapas
b. Makhluk hidup membutuhkan makanan
c. Makhluk hidup mengalami pertumbuhan
d. Makhluk hidup menerima dan menanggapi rangsangan
e. Makhluk hidup bergerak
f. Makhluk hidup bereproduksi (menghasilkan keturunan).
Ciri - ciri makhluk tak hidup (benda mati) :
a. Tidak bernapas
b. Tidak membutuhkan makanan
c. Tidak mengalami pertumbuhan
d. Tidak mampu menerima dan menanggapi rangsangan
e. Tidak bergerak (diam)
f. Tidak mengalami reproduksi (tidak menghasilkan keturunan).

C.     Metode Pembelajaran :
- Tanya jawab
- Demonstrasi
- Penugasan.
D.    Kegiatan Pembelajaran :
Kegiatan Awal :
- Guru mengucapkan salam
- Guru mengabsen siswa
- Guru memberitahukan secara sekilas kepada siswa mengenai tujuan pembelajaran ini agar siswa lebih semangat lagi dalam belajar, sekaligus memberikan motivasi kepada siswa.
Kegiatan Inti :
- Guru meminta siswa untuk mengamati gambar - gambar yang telah tersedia di depan kelas (gambar - gambar manusia, hewan dan tumbuhan dengan berbagai aktivitas, seperti makan, berjalan, berlari, batang tumbuhan yang membengkok ke arah datangnya cahaya, dll).
- Guru meminta siswa menyebutkan ciri - ciri makhluk hidup yang dapat dilihat melalui gambar - gambar tersebut. Kemudian guru meminta siswa untuk menambahkan / melengkapi ciri - ciri lainnya yang mereka ketahui.
- Guru mengoreksi jawaban - jawaban siswa atau pernyataan siswa mengenai ciri - ciri makhluk hidup tersebut kemudian menyebutkan kembali ciri - ciri tersebut dan melengkapinya, serta memberikan contoh konkret kepada siswa agar siswa lebih mudah memahaminya. Misalnya seperti :
Menjelaskan ciri makhluk hidup :
1. Makhluk hidup bernapas : dibuktikan dengan guru menyuruh siswa untuk menghirup dan menghembuskan udara melalui hidungnya.
2. Makhluk hidup tumbuh : contoh ketika di kelas I tinggi badan dan berat badan siswa tidak sama dengan ketika di kelas III, itu menunjukkan bahwa makhluk hidup mengalami pertumbuhan.
- Guru meminta siswa memperhatikan dan mengamati benda - benda mati di sekitarnya, seperti meja, kursi, papan tulis, dinding, dll.
- Guru menanyakan pada siswa mengapa benda - benda tersebut termasuk benda mati dan memberikan siswa kesempatan untuk menjawabnya.
- Guru menjelaskan kepada siswa mengapa benda - benda tersebut termasuk ke dalam golongan makhluk tak hidup, yaitu dengan menjelaskan ciri - ciri makhluk tak hidup. Antara lain :
1. Makhluk tak hidup tidak dapat bergerak. (Contoh : meja tidak dapat berpindah bila tidak didorong atau ditarik oleh manusia)
2. Makhluk tak hidup tidak dapat bernapas. (Contoh : pintu tidak dapat bernapas)
3. Makhluk tak hidup tidak mengalami pertumbuhan dan tidak membutuhkan makanan. (Contoh : sebuah kursi tidak akan berubah ukurannya, baik itu bertambah besar atau berubah menjadi kecil)
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal - hal yang kurang dimengerti atau tidak dimengerti.
- Guru bersama - sama dengan siswa menyimpulkan ciri - ciri makhluk hidup dan ciri -ciri makhluk tak hidup, kemudian guru menyuruh siswa untuk membandingkannya dan menuliskannya di buku catatan.
Kegiatan Akhir :
- Guru menguji ingatan dan pemahaman siswa melalu tanya jawab mengenai ciri - ciri makhluk hidup dan makhluk tak hidup yang telah dibahas sebelumnya.
- Guru memberikan siswa soal – soal evaluasi dan juga tugas di rumah berupa melakukan pengamatan di alam terbuka / daerah sekitar rumah, yaitu mengamati tumbuhan Putri Malu (bila ada di lingkungan rumah siswa), yang mana tumbuhan Puti Malu tersebut akan mangatup/menutup bila disentuh untuk membuktikan ciri makhluk hidup menerima dan menanggapi rangsangan.
E.     Bahan / Sumber Belajar :
- Buku Paket IPA kelas III Penerbit Erlangga
- Gambar – gambar pendukung, yaitu gambar – gambar manusia, hewan dan tumbuhan dengan berbagai aktivitasnya.
F.      Penilaian :
- Tertulis => melalui soal – soal yang diberikan.
- Nontulis => melalui keaktifan siswa di dalam kelas, misalnya dalam tanya
jawab, dll.

Soal – Soal Evaluasi
A. Pilihan Ganda
1. Berikut ini yang tidak termasuk makhluk hidup adalah …..
a. hewan          c. manusia
b. udara           d. tumbuhan
2. Makhluk hidup memiliki ciri sebagai berikut, kecuali …..
a. makan          c. bernapas
b. tumbuh        d. diam
3. Alat gerak pada ikan berupa …..
a. sisik             c. kulit
b. sayap           d. sirip
4. Hewan air pada umumnya bernapas dengan menggunakan …..
a. paru – paru c. insang
b. hati              d. jantung


5. Hewan yang bergerak dengan cara terbang ialah …..
a. semut           c. kucing
b. burung         d. kelinci

B. Lengkapi pertanyaan berikut dengan jawaban yang benar :
1. Batu dan air merupakan contoh makhluk …..
2. Agar tubuh kita tumbuh besar dan tinggi, kita harus makan makanan yang…..
3. Oksigen diperlukan untuk …..
4. Katak bergerak dengan cara …..
5. Akar berfungsi sebagai …..

Kunci Jawaban
A. Pilihan Ganda
1. b. udara
2. d. diam
3. d. sirip
4. c. insang
5. b. burung
B. Uraian
1. Makhluk tak hidup
2. Sehat dan bergizi
3. Bernapas
4. Melompat
5. Tempat menyimpan cadangan makanan.










BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
   Perencanaan yakni suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang saling berhubungan dan saling menunjang antara berbagai unsur atau komponen yang ada di dalam pembelajaran atau dengan pengertian lain yaitu suatu proses mengatur, mengkoordinasikan, dan menetapkan unsur-unsur atau komponen-komponen pembelajaran. Perlunya perencanaan pembelajaran sebagaimana disebutkan diatas, dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran (Hamzah, 2006:3). Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut:
1.      Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perancanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran.
2.      Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem.
3.      Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar.
4.      Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara perorangan.
5.      Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan pembelajaran, dalam hal ini aka nada tujuan langsung pembelajaran, dan tujuan pengiring dari pembelajaran.
6.      Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar (Hamzah, 2006:5).
7.     
23
 
Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran.
8.      Inti dari desain pembelajaran yang obtimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pada garis besar, perencanaan pembelajaran itu bertujuan untuk mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran seperti yang dikemukakan oleh Sagala (2008:61) bahwa “ Tujuan perencanaan bukan hanya penguasaan prinsip-prinsip fundamental tetapi juga mengembangkan sikap yang positif terhadap program pembeljaran, meneliti dan menentukan pemecahan masalah pembelajaran.
Terdapat juga beberapa fungsi yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik (2001:135) bahwa pada garis besarnya perencanaan pembeljaran berfungsi sebagai berikut :
1.      Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan hubungannya dengan pembelajaran yang dilakukan untuk mencapai tujuan itu.
2.      Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pembelajarannya terhadap pencapaian tujuan pendidikan.
3.      Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pembelajaraan yang diberikan dan prosedur yang digunakan.
4.      Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa , minat-minat siswa dan mendorong motivasi belajar.
5.      Mengurangi kegiataan yang bersifat trial dan error dalam mengajar dengan adanya organisasi yang baik dan metode yang tepat.
6.      Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan bahan-bahan yang up to date pada siswa.
Dalam perakteknya, pengembangan perencanaan pembelajaran harus memperhatikan prinsip-prinsipnya sehingga proses yang ditempuh dapat dilaksanakan secara efektif. Prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran secara umum yang meliputi:
1.      Menetapkan apa yang mau dilakukan oleh guru, kapan dan bagaimana cara melakukannya dalam implementasi pembelajaran. 
2.      Membatasi sasaran atas dasar tujuan intruksional khusus dan menetapkan pelaksanaankerja untuk mencapai hasil yang maksimal melalui prosespenentuan target pembelajaran. 
3.      Mengembangkan alternatif-alternatif yang sesuai dengan strategi pembelajaran. 
4.      Mengumpulkan dan menganalisis iniformasi yang penting untuk mendukung kegiatan pembelajaran. 
5.      Mempersiapkan dan mengkomunikassikan rencana-rencana daan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan pembelajaaran kepada pihak yang berkepentingan.
Berdasarkan uraian diatas, maka perencanaan pembelajaran itu harus dapat mengembangkan berbagai kemampuan yang dimiliki siswa secara optimal, mempunyai tujuan yang jelas dan teratur serta dapat memberikan deskripsi tentang materi yang diperlukan dalam mencapai tujuan pembelajaran seperti yang telah ditetapkan, dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.      Menetapkan apa yang akan dilakukan oleh guru.
2.      Membatasi sasaran berdasarkan kompetensi yang hendak dicapat.
3.      Mengembangkan alternatif-alternatif pembelajaran yang akan menunjang kompetensi yang telah ditetapkan.

3.2 Saran
            Perencanaan pembelajaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam proses kegiatan belajar mengajar. Karena dalam perencanaan pembelajaran terdapat berbagai macam metode yang sesuai dengan materi-materi yang diajarkan. Dengan perencanaan pembelajaran yang tepat, diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran yang terdapat di SD di masa yang akan datang. Oleh karena itu, sebagai calon pendidik diharapkan mampu memahami serta mengaplikasikannya.
             


No comments:

Post a Comment