23 Alasan Kenapa Kamu Tidak Bisa Memilih Kabur dari PB LPDP UM 2017
Bukan perkara mudah menyukai sesuatu
yang sebelumnya tidak kau kenal. Kau terlebih dahulu harus mengetahui nama,
wajah, perangai, suara, kegemaran, dan lainnya. Kemudian jika sudah sampai level atas, kau akan mulai mengenal tanda-tanda
kehadiran seseorang hanya dari suara batuk atau langkah kakinya.
Prihal harus mulai berkenalan dengan
dunia baru itu bermula di paruh awal bulan November 2017. Tuhan menggariskan
takdir saya bertemu 22 wajah dengan takdir yang sama –sama-sama dapat Pengayaan
Bahasa (PB) Inggris gratis selama enam bulan dari Lembaga Pengelola Dana
Pendidikan (LPDP). Kamu iri? Kalau kamu iri itu wajar, kalau tidak berarti ada
masalah dalam dirimu sekarang xixixi. Tapi tunggu, untuk anak yang notabene
tidak suka belajar bahasa Inggris seperti saya, program pelatihan ini bisa jadi
malapetaka di tengah masa penantian untuk mendaftar pascasarjana di perguruan
tinggi tujuan. Belum lagi jika kamu termasuk golongan S1 Sastra Indonesia,
belajar bahasa Inggris bukan kabar baik. Bagaimana tidak? Kamu yang biasanya berpegang
teguh dengan kalimat “Kami bangsa Indonesia, berbahasa satu, bahasa Indonesia,”
tiba-tiba harus direcoki dengan materi TOEFL bahasa Inggris selama lima sampai
enam hari dalam seminggu sejak pagi hingga sore.
Tapi untuk mencapai sesuatu yang sangat
kau mau memang tidak selamanya bisa melawati jalan yang kau inginkan. Kadang
kau harus melewati pasar yang riuh walau kau tak menyukai kebisingan, bisa juga
kau harus melewati telaga yang dalam di saat kau tidak bisa berenang, atau
bahkan harus menghadapi singa yang ganas di saat berpapasan dengan kucing saja
kau tak berani.
Untungnya Tuhan selalu menyiapkan
masalah sepaket dengan penyelesiannya. Di saat membayangkan belajar bahasa
Inggris nonstop selama enam bulan
tidak kalah horor dengan menonton film Pengabdi Setan –yang belum pernah saya
tonton sebelumnya, Tuhan malah memberikan banyak alasan agar saya tidak kabur
dari pelatihan.
Hari demi hari selama PB, Tuhan seperti
menampar saya yang awalnya tanpa sadar malah tidak bersyukur. Di saat banyak
orang harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk belajar bahasa Inggris,
saya hanya harus duduk manis di ruangan yang sangat nyaman untuk belajar,
kemudian didampingi oleh tutor-tutor luar biasa yang ilmunya mungkin tidak bisa
didapatkan di pelatihan lain. Dilengkapi fasilitas tas gratis, alat tulis, dan
buku paket gratis, belum lagi diberikan living
allowance yang jumlahnya sangat lebih dari cukup. Kurang apa lagi coba? Itu
kenapa jika dipikir-pikir kita mungkin saja tidak pernah kekurangan satu
apapun, kecuali rasa syukur.
Berangkat dari belajar mensyuri semua
hal-hal baik yang Tuhan berikan, nyatanya timbul hal-hal lain yang akhirnya
menjadi alasan saya tidak bisa kabur lagi dari PB LPDP UM. Alasan-alasan itu
tidak lagi datang dari materi atau semacamnya. Bukan hanya satu, namun ada 23
alasan. Alasan itu datang dari berbagai penjuru –Alasan itu adalah teman-teman
sekelas saya. Agar tidak menimbulkan fitnah dan perpecahan umat, akan saya
jabarkan berdasarkan urutan absen di kelas wkwkwk.
1. Andi Indra
Alamsyah
Kesan pertama yang saya berikan ketika melihat foto
profil whatsapp pribadi mas-mas yang
dipanggil Indra ini mungkin sedikit agak kejam. Pasalnya sebelum tiba di
Malang, semua peserta PB tergabung dalam sebuah grup whatsapp. Di antara semua foto profil anggota di whatsapp grup, mas Indra ini
satu-satunya yang buat saya berspekulasi “Wah ternyata ada bapak-bapak juga
yang ikut pelatihan.” Tapi setelah bertemu langsung, tenyata saya salah besar.
Dia bukan bapak-bapak, hanya sedikit menyerupai bapak-bapak hehe. Kabar
baiknya, mas Indra ini salah satu dari beberapa orang yang paling ramah di
kelas dan rajin puasa senin kamis *uwooo. Saya juga ingat, saat living allowance bulan pertama cair, mas
Indra capcus membeli hp kece dan mendedaksikan hpnya untuk merekam hal-hal aneh
di kelas. Di akhir program, kumpulan video aneh yang dibuat lelaki asli Makassar
ini malah berhasil membuat beberapa orang nangis. Hiks. Satu lagi, mas Indra
ini vokalis handal juga loh.
2. Arif Rahman
Kalau kamu belum kenal mas Arif, mungkin akan segan
menyapa duluan. Secara dia punya berewok lucu yang sering salah ditafsirkan
oleh beberapa orang yang belum mengenalnya. Nah
tapi kalau kamu sudah dengar mas Arif bicara, kamu akan menyesal tidak
berkenalan lebih cepat. Gaya bicara mas Arif ini sangat sopan, clear, halus,
dan lembut. Itu kenapa walaupun mas Arif sering mengajukan pertanyaan ke dosen
di kelas, insyaalloh hampir semua isi
kelas meridhoi dan baik-baik saja. Dia juga salah satu penghuni kelas yang
rajin dan tekun. Bapak satu anak kelahiran Bima ini sering dipanggil dan
memanggail dirinya Mr. Brown. Katanya karena kulit mas Arif yang sawo matang.
Tapi jujur, setiap kali ada yang memanggil mas Arif dengan sebutan Mr. Brown,
saya malah membayangkan dia divonis mirip emote Brown dan Coni di medsos Line,
hehe.
3. Astri Elok Nastiti
Jika ada yang tega membentak gadis kelahiran Jombang
ini, mungkin mereka butuh mampir ke rumah sakit kemudian cek up kesehatan hati
dan pikiran. Pasalnya, mbak Astri ini punya suara yang sangat halus dan sopan.
Jika kamu pernah diskusi atau mendengarnya berbicara, kamu akan tau kalau saya
tidak tengah melebih-lebihkan. Selain ramah dan keliahatan tidak banyak bicara
di kelas, mbak Astri ini juga suka membuat beberapa cewek di kelas iri. Ya,
bagian jahatnya memang di sini. Mbak Astri ini punya badan super langsing yang
banyak diidamkan wanita hihihi. Jadi kalau lihat mbak Astri, bawaannya pengen
transfer lemak, agar keadilan di dunia ini dapat ditegakkan *ntaps.
4. Darmawan Thalib
Salah seorang guru saya pernah berkata bahwa
anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, lantas tugas orangtua
adalah memuaskan rasa ingin tahu sang anak dengan menjawab pertanyaannya dan
mengarahkan pikiran anak ke jalan yang benar. Tapi perkataan guru saya itu
tidak terbukti setelah saya mengenal pria kelahiran Gorontalo ini. Namanya mas
Dar, hobinya sederhana, menanyakan banyak hal sampai kamu sakit hati, ah maksud
saya agak sakit hati. Di usianya yang seperempat abad, mas Dar ini termasuk
golongan lelaki sholeh yang jika ada nyamuk menggigit wajahnya, si nyamuk bakal ditanya dulu asal muasal kenapa memilih
untuk menggigit wajahnya, bukan orang lain. Atau misal kalau kamu bawa makanan
aneh ke kelas, mas Dar ini suka penasaran nama dan komposisi jajan itu dan
berusaha melafalkan dengan benar, walaupun lima menit kemudian dia bakal lupa
dan nanya lagi nama jajan yang kamu bawa. Tapi di samping itu, mas Dar ini
orangnya sangat sabar dan polos. Walaupun kerap kali jadi bahan bullyan kawab-kawan
kelas, dia selalu senyum dan geleng-geleng. Tjakep.
5. Debby Maharani
Jika ada kategori peserta PB yang paling sering
menimbulkan kesalah-pahaman di kelas, ini orangnya. sebelum kalian membayangkan
sosok wanita dengan panggilan Debby, Rani, dan semacamnya, silakan hapus
pikiran kotor itu. Nama panggilannya mas Debby, bukan mbak tapi mas. Hal yang
paling tidak telupakan dari mas Debby ini adalah momen ketika dosen mulai
mengabsen di kelas. Setiap dosen yang pertama kali masuk ke kelas kami, selalu menengok
ke deretan wanita saat menyebut nama Debby Maharani. Walaupun dosen tidak
mengalihkan pandangan dan menunggu ada yang menyahut “hadir” di barisan wanita,
kami tidak bisa memaksa diri untuk mengangkat tangan, pasalnya yang dicari
tengah berada di deretan kaum lelaki. Jadilah mas Debby ini orang yang sangat
cepat diingat, karena namanya yang keren dan anti mainstream. Sarjana tekhnik
yang berasal dari Jombang ini termasuk salah satu orang yang tekun di kelas,
macam sedikit bicara banyak kerja. Suatu yang tidak akan saya lupakan dari mas
Debby ini adalah insiden pertanyaan “Berapa?” yang membuat saya salah paham.
Maksudnya apa? Rahasia.
6. Elly Sri Wahyuni
Nah kalau mbak Elly ini satu golongan dengan mbak
Astri, golongan perempuan baik-baik yang tutur kata dan perbuatannya sangat
enak dilihat dan didengar. Pasalnya dia sama sekali tidak pernah teriak-teriak,
bolos tanpa alasan, dan orang yang paling sering meminjamkan pensil pada saya,
hehe saranghae mbak Elly. Perempuan
penyabar asli Sidoarjo ini punya kebiasaan memanggil hampir semua orang di
kelas dengan sebutan “kakak”, entah itu lebih muda atau tua. Awal kenalan dan
diskusi dengan mbak Elly, saya sempat salah paham mengira kami tidak seangkatan
atau dia dulu termasuk siswa akselerasi. Usut punya usut, ternyata begitulah
cara mbak Elly memanggil semua orang yang belum terlalu akrab dengannya. Jadi
kalau sampai akhir PB kalian masih dipanggil kakak, datanglah ke rumahnya dan
coba lebih akrab dengan orangtuanya *eh maksud saya dengan mbak Elly.
7. Fufa Masruro
Pelanggan pulsa saya yang satu ini adalah orang yang
paling tidak enakan yang pernah saya temui. Sebelum minta tolong atau bahkan
mengambil sesuatu yang merupakan miliknya, mbak Fufa ini tidak pernah melupakan
kata “maaf, permisi, dan terimakasih” kapanpun itu. Bahkan saking sopannya,
mungkin kalau kalian tidak sengaja menginjak kakinya, mbak Fufa tidak akan
langsung teriak melainkan mengatakan permisi dan meminta maaf pada kalian
karena ia merasa kesakitan. Selain itu, mbak Fufa ini jago masak juga loh. Saat
program makan bersama di kelas, ia dengan malaikatnya menambah kerang pada menu
sambel mie yang dibuat sendiri, padahal iuran kelas untuk makan siang tidak
memungkinkan hal enak macam kerang bisa tiba-tiba tercampur dalam menu masakan.
Pokoknya mbak Fufa terbaikssss xixixi.
8. Ido Nur Abdulloh
Sejak pembukaan PB, lelaki yang hatinya kurang
tentram kalau tidak teriak atau menimbulkan gelak tawa aneh ini sempat membuat
saya jengkel dan berpikir “Wah kayaknya gak bakal betah nih di kelas.” Tapi
setelah beberapa minggu kenal, tenyata saya salah kaprah. Mas Ido ini tidak
menjengkelkan, dia hanya sedikit menyebalkan wkwk. Tapi walaupun begitu, kami
sepertinya banyak berhutang budi sama lelaki asal Pasuruan ini. Pasalnya,
berkat kemampuan lobbying mas Ido yang hampir mengalahkan penipu kelas kakap,
hubungan kami dengan para dosen pengajar dan staf UM berjalan sangat baik.
Selain itu, lelaki yang menobatkan dirinya sendiri sebagai wakil ketua kelas
ini juga sangat humoris dan pekerja keras. Jadi walaupun mas Ido suka memancing
emosi dengan memangkas nama panggilan saya, dia orang yang sangat baik dan
sudah saya anggap seperti kakek saya sendiri.
9. Kel Junaidi
9. Kel Junaidi
Nah di antara semua penghuni kelas, lelaki asal
Padang ini adalah orang yang paling sulit saya terka maksud dan tujuannya.
Sekelas selama enam bulan, saya belum mengenal banyak lelaki yang di kelas
paling sering menggodan mas Darmawan dan mbak Elly ini. Tapi sepengelihatan
mata, mas Kel ini punya dua sisi yang misterius. Terkadang ia bisa diam seribu
bahasa sampai kehadirannya tidak terdeteksi di kelas, tapi terkadang juga ia
bisa memancing kekonyolan-kekonyolan aneh yang justu membuat saya berpikir
kalau ia butuh perhatian hihi. Walupun begitu, mas Kel ini temasuk lelaki yang
pekerja keras dan rajin. Rajin memposting peluang bisnis dan komentar onar di
grup kelas, hehe.
10. Lailatul Hikmah
Selebgramnya PB UM ini sering membuat salah paham
orang-orang yang baru pertama kali melihatnya. Pasalnya mbak Hikmah ini
termasuk salah satu dari beberapa mahmud alias mamah muda di kelas. Jadi secara
penampilan orang mungkin tidak akan percaya kalau dia sudah menikah. Tidak
hanya itu, dari mengenal mbak Hikmah ini saya jadi belajar untuk tidak melihat
seseorang dari penampilan luarnya saja. Walaupun memiliki aura dingin dengan
tampilan modis –yang biasanya cewek macam ini tipekal pemilih dalam bergaul,
sarjana management ini sangat amat ramah dan enak diajak diskusi, apalagi
diskusi masalah transaksi jual beli hehe. Dia juga temasuk wanita yang pekerja
keras dan selalu menebar aura positif di kelas. Tidak hanya itu, ia juga
memiliki hobi membangunkan kawan-kawan yang mengantuk di kelas –dengan teriakan
khasnya.
11. M. Alfan Santoso
Jika ada nominasi peserta PB dengan penampilan
paling rapi di kelas, saya dengan semangat akan mengajukan lelaki asal Jember
ini. Selain sopan dalam berbicara, mas Alfan ini selalu tampil dengan rambut
klimis dan sepatu fantopel mengkilat. Sesekali saya juga pernah melihatnya
menyisir rambut diam-diam, jadi tidak heran rambutnya selalu rapi. Mungkin ini
juga karena ia memiliki istri yang cantik, jadi sudah ada yang mengurus. Tidak seperti
kawan-kawan lelaki lain di kelas yang belum memiliki pasangan –yang
penampilannya sudah rapi tapi tidak seklimis mas Alfan hehe. Memegang rekor
sebagai peserta PB yang hobi telat, hebatnya ia temasuk peserta dengan nilai
tes yang cukup stabil dan tinggi, proud!
12. M. Khoirul Fahmi
Untuk yang belum kenal, mas Fahmi ini saudara kembar
dari mas Alfan yang profilnya baru saja saya ulas. Walaupun sudah hampir enam
bulan sekelas, saya terkadang masih sering memanggil mas Fahmi ini dengan
sebutan mas Alfan, begitu juga sebaliknya. Tapi saya akan segera merevisi
panggilan tersebut jika ia tidak menengok atau merespon. Lelaki yang baru
beberapa minggu lalu menikah ini juga temasuk peserta PB yang aktif berpendapat
di kelas. Walaupun sering mengambil jatah libur karena harus mengurus
pernikahan, mas Fahmi ini juga termasuk peserta yang paling sering dicari oleh
dosen di kelas, ya karena sering tidak hadir tadi hehe. Guru agama di salah
satu SMA di Malang ini juga termasuk kawan yang ramah dan sopan dalam bebicara.
13. Marlinda Ramdhani
Saya tidak bisa menghapus nama saya sendiri dalam 23
alasan kenapa kamu tidak bisa kabur dari PB UM. Karena jika saya tidak ada di
list, maka saya tidak akan datang di kelas dan menulis catatan ini xixi. Karena
saya tidak suka membahas diri sendiri, mari bepindah ke yang lain.
14. M. Aang Kunaefi
Bapak kita yang satu ini temasuk golongan lelaki
yang gemar mengajak diskusi hampir semua orang di kelas. Entah itu membahas
topik penting, kurang penting, sampai yang amat sangat tidak penting. Walaupun
berpenampilan layaknya anak muda, aura dari lelaki yang dicanangkan menjadi
mentri pengendali hawa nafsu oleh seorang dosen ini tetap saja memiliki aura
kebapakan yang sangat kuat. Itu kenapa setiap mas Aang berbicara, saya akan
kalem mendengarkan dan tidak enak memotong. Karena jika bapak saya berbicara,
saya juga akan kalem dan tidak memotong pembicaraannya hehe. Memiliki bawaan
tenang dan humoris, mas Aang ini berpotensi menjadi lelaki baik-baik yang
setia. Semoga ia dapat memanfaatkan potensinya.
15. M. Mizan Zulmi
Jika ada yang sering berpose aneh saat foto bersama,
mas Mizan ini orangnya. Walaupun berpenampilan rapi dan tampak seperti orang
serius, pria asal Lamongan ini berhasil menghancurkan imagenya setelah hampir
dua bulan di kelas. Lelaki humoris ini aktif di beberapa kegiatan sosial dan
gerakan, teutama untuk penyandang cacat dan disabilitas. Ia juga bisa dikatakan
seorang programmer karena berhasil membuat beberapa aplikasi di playstore, dari
yang berfaedah sampai yang kurang berfaedah. Sering over sleep dan telat di jam pertama, mas Mizan ini termasuk peserta
PB yang paling rajin menggunakan tas dan jaket PB UM. Itulah mengapa saat dia
berkeliaran setelah pulang les, kita dapat mengenalinya dengan mudah di jalan,
hehe.
16. Nidya Desyana
Nama panggilannya Desi, ia orang kedua yang saya
kenal di PB UM karena namanya yang mudah diingat. Bayangkan, ada berapa ribu
orang Indonesia dengan nama seperti itu? karena banyaknya teman saya yang
bernama demikian, saya mudah mengenalinya ketika bertemu di hari berikutnya. Perempuan
yang sering ngotot ingin dipanggil Desya –agar sedikit mirip panggilannya
dengan Raisya- ini adalah tetangga kos saya, jadi tentu saya cukup hafal
gerak-gerik dan kebiasaan buruknya. Tapi tentu saya akan lebih memilih mengulas
kebiasaan baiknya, walupun itu sangat sulit karena frekuensinya yang sedikit
wkwk. Memegang rekor sebagai peserta PB dengan nilai tertinggi, siapa sangka
perempuan yang sering dianggap pendiam oleh teman kelas ini punya hobi ngerap seraya mendengarkan youtube di
kamarnya. Walaupun pernah membuat teman di samping kamarnya pindah kos, ia
tetap bersikukuh bisa bernyanyi dengan baik. Namun, ia termasuk perempuan tegar
dan berkemauan tinggi. Karena LDR dengan ibu dan kakaknya di Kalimantan Timur,
ia memiliki hobi telponan sepanjang hari. Tapi hobinya itu merupakan berkah,
karena ia jadi sering mengisi pulsa di saya wkwkw.
17. Nisa’ul Maghfiroh
Mahmud cantik yang selalu menjadi speaker aktif di kelas ini
kerap kali menimbulkan amarah tetangga yang mengakibatkan tembok kelas kami
diketok-ketok –karena terlalu ribut. Memiliki suara nyaring yang lugas, mbak
Nisa sering kali mencairkan suasana di kelas dengan pelesetan cerita-cerita
aneh dan bullyan yang mengundang gelak tawa. Selain itu, ia juga termasuk salah
satu peserta yang paling banyak dekat dengan dosen. Selain aktif berpendapat,
ia juga termasuk orang yang tekun dan berkemauan tinggi. Mrs. Full of charger ini juga bisa menjadi bendahara yang galak kalau
sudah berurusan dengan iuran. Tapi jika ia sehari saja tidak masuk ke kelas,
tidak hanya kami yang merasa kesepian, tetapi juga beberapa dosen yang sering
dipancing tawanya oleh mbak Nisa.
18. Novia Anggraini
Perempuan paruh baya ini adalah satu-satunya teman
yang sudah saya kenal sebelum pembukaan PB, tepatnya sejak tahun 2015. Jadi dia
bisa dikategorikan sebagai orang baik karena di hari pertama pelatihan, ia
menawarkan diri menjemput saya yang buta arah di Malang. Sarjana pendidikan
Bahasa Indonesia ini bisa dikatakan sebagai orang Malang yang tidak tahu
Malang. Pasalnya, jika kamu menanyakan tempat membeli barang atau kebutuhan
lain di Malang, ia bersikukuh tidak pernah melihat barang yang kamu maksud dan
dengan percaya diri mengatakan barang tersebut tidak ada di Malang, jadi
sebaiknya jangan tanyakan apapun padanya. Kecuali segala sesuatu yang
berhubungan dengan sepak bola. Ia khatam baik masalah itu karena kerap kali
main petak umpet dengan kedua orang tuanya hanya untuk memotret pemain-pemain
bola kesukaannya di beberapa stadion dalam dan luar kota. Walaupun sering
lambat mencerna omongan, mbak Novi ini menampakkan sikap tegas dan lembut.
Tegas karena memiliki pendirian kuat dan agak keras kepala, lembut karena nada
bicaranya yang sopan. Ia juga sudah saya anggap seperti ibu saya sendiri,
karena kerap kali membawakan makan siang ke kelas hihihi. Saranghae mbak Nov,
sedikit wkwkw.
19. Nur Fidayat
Berpenampilan rapi dengan bawaan kalem dan sering
tersenyum, mas Dayat ini memiliki kebaisaan yang sama seperti superman yaitu
menolong dan memeberantas ketidak-adilan. Jadi kalau dalam sehari tidak
berhasil menolong orang, tangannya akan gatal-gatal, hehe. Walaupun tidak
banyak bicara, sarjana PGSD ini termasuk orang yang tekun dan cerdas di kelas.
Gaya bicaranyapun sangat khas, ia berbicara dengan jelas dan pelan. Jika saya
perhatikan, gaya bicara mas Dayat ini seperti bapak kepala sekolah yang
memberikan wejangan pada murid dan staf sekolah. Terkadang ia juga kerap
membuat lelucon kecil –yang harusnya membuat saya tertawa. Tapi karena
bawaannya yang kalem dan serius, saya sering telat tertawa jika mas Dayat tidak
sengaja melucu.
20. Paulus Satria Eda
Pria asli Flores NTT ini merupakan peserta PB yang
hidupnya penuh dengan pertanyaan teka-teki. Jika ada soal teka-teki di kelas,
ia adalah orang pertama yang akan mengacungkan tangan dan memecahkan teka-teki
tersebut. Selain hobi main game sampai tengah malah –yang membuatnya absen di
kelas pagi harinya, mas Satria ini sangat senang berdiskuis dengan teman maupun
dosen di kelas. Ia juga kerap kali menanyaan banyak hal yang memakan waktu
cukup lama, dari yang sangat penting sampai yang sedikit penting hihi. Walaupun
begitu, ia salah satu kawan baik saya di kelas, karena kerap mengajarkan saya
cara menghitung cepat dengan metode aneh yang kadang menyesatkan wkwk. Salah
satu pertanyaan fenomenal yang diajukan mas Satria ke seorang dosen di kelas
mungkin tidak akan pernah kami lupakan. Bermasud mengatakan “The man without
beard is not my brother,” ia malah mengatkan “The man without bird is not my
brother.” Wkwkwk, silly.
21. Septra Yodi
Memiliki kulit putih dan mata sipit berkacamata,
awalnya saya mengira mas Septra ini keturunan Tionghoa. Namun setelah
mendengarnya berbicara, saya mengubah perkiraan dan bependapat ia orang
Bandung. Tapi ternyata mata dan telinga saya salah, ia asli Painan Sumatera dan
hanya numpang S1 di Bandung wkwk. Sering jadi tukang foto keliling di kelas
karena memiliki kamera bagus, mas Septra ini bisa dikatakan cukup penyabar
karena dengan ikhlas meladeni kawan-kawan kelas yang ingin difoto haha.
Walaupun sedikit menyebalkan karena sering ikut berkomentar, ia bisa dikatakan
orang yang baik karena selalu tersenyum dan tertawa jika saya mulai bebuat
kejahatan di kelas. Oh iya, dia juga seorang penulis novel, jadi kami selalu
maklum jika di grup chat kelas ia mulai memposting kalimat aneh yang panjang
hehehe.
22. Siti Komariah
Perempuan berkacamata asli Trenggalek ini termasuk
golongan yang jarang berbuat kejahatan di kelas. Pembawaannya yang kalem tapi
juga penuh semangat membuat setiap orang bisa mudah akrab dengannya. Ia juga
kerap kali menghilangkan kantuk saya di kelas dengan memberikan permen di
tengah jam pelajaran hihi. Walaupun terlihat pemalu karena sedikit berbicara di
depan kelas, mbak Ari ini memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Ia mungkin
tidak akan dengan lugas menanyakan sesuatu di depan dosen, ia lebih suka bertanya
melalui jalan tikus hehe. Maksud saya, ia terlebih dahulu akan mendiskusikan
pertanyaannya pada orang yang bisa ia percaya di kelas, setelah menganggap itu
masuk akal untuk ditanyakan, barulah ia bertanya pada dosen. Dari hal tersebut
saya berpendapat, ia temasuk orang yang hidupnya penuh pertimbangan hihi.
23. Tisa Arum Wardani
Ibu ketua kelas kami yang satu ini juga sudah saya
anggap seperti ibu saya sendiri. Selain karena jiwa keibuannya yang kuat, ia
termasuk salah seorang yang sama sekali tidak pernah menunjukkan kemarahannya
di kelas. Perempuan asli Ponorogo ini juga tanpa sadar sering memperlakukan
teman-teman di kelas seperti anaknya. Hal yang paling saya ingat dari mbak Tisa
adalah ketika ia membawa lauk ke kelas. Saat itu saya tidak melihat lauk yang
ia bawa, ketika teman-teman lain memuji
masakannya, mbak Tisa mengatakan ia hanya memasak lauk tersebut sepuluh menit
sebelum jalan ke tempat pelatihan. Mendengar perkataan tersebut saya takjub
dengan kemampuan masaknya dan penasaran masakan apa yang ia buat dalam waktu
sesingkat itu. Saat itu juga saya berbalik dan hanya melihat mie goreng dalam
kotak nasinya. Rasa takjub saya seketika runtuh xixixi.
Itulah 23 alasan mengapa saya tidak bisa
kabur dari PB UM 2017. Enam bulan bukan waktu yang singkat untuk sebuah ikatan
persaudaraan. Kini, kami mungkin tidak lagi belajar dalam ruang kelas yang
sama, membuka pintu yang sama, mengerjakan practice tes yang sama, dan
kebiasaan lain yang sama seperti sebelumnya. Walaupun penutupan PB UM 2017
sudah dilakukan pada 28 April lalu, cerita kami tidak akan pernah tertutup.
Kenangan yang telah kami buat akan tetap tersimpan dengan baik di catatan ini,
di tempat-tempat yang pernah kami kunjungi, dan yang terpenting di benak kami
masing masing.
Kawan, mungkin perpisahan simbolis sudah
dilakukan beberapa hari yang lalu dan sekarang kita tidak lagi terjadwal
memiliki langkah dan tujuan yang sama di pagi hari. Tapi percayalah, perpisahan
sesungguhnya bukan saat kita tidak bisa saling melihat, tapi saat kita tidak
lagi saling mengingat. Salam sukses.
Malang, 29 April 2018.
No comments:
Post a Comment